Gubernur BI Perry Warjiyo. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) memperkirakan transaksi ekonomi digital Indonesia akan tumbuh hingga 33% pada tahun ini.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan tersebut misalnya terjadi pada sektor e-commerce, uang elektronik, serta digital banking. BI, sambungnya, berkomitmen mendukung upaya bersama untuk mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan di Indonesia.
"Dengan langkah-langkah sinergi yang kuat, perkembangan digital ekonomi bisa semakin kuat," katanya dalam pembukaan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia, Senin (5/4/2021).
Perry mengatakan transaksi pada e-commerce akan tumbuh 33% dari Rp253 triliun pada 2020 menjadi Rp337 triliun tahun ini. Sementara itu, transaksi uang elektronik akan tumbuh 32% dari Rp201 triliun pada 2020 menjadi Rp266 triliun pada tahun ini.
Adapun transaksi pada sektor digital banking, pertumbuhannya diperkirakan sebesar 19% dari Rp27.000 triliun pada 2020 menjadi Rp32.200 triliun pada tahun ini.
Upaya bersama untuk mengakselerasi digitalisasi dan ekonomi keuangan digital Indonesia juga telah tertuang dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia. Blueprint tersebut memuat strategi mendorong digital banking, interlink perbankan dengan fintech melalui Open API, BI fast, Bansos 4.0, Sandbox 2.0, serta akselerasi QRIS.
Di sisi lain, Perry menyebut BI akan terus melakukan langkah percepatan digitalisasi di bidang sistem pembayaran, seperti QRIS yang ditargetkan menjangkau 12 juta merchant tahun ini. BI Fast Payment sebagai pengganti sistem Kliring BI juga ditargetkan bisa dimulai tahun ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyebut ekonomi digital Indonesia berpeluang menjadi salah satu yang terbesar di antara negara-negara tetangga. Pada 2025, dia memperkirakan nilai valuasi ekonomi digital nasional akan mencapai US$130 miliar.
"Valuasi ini menjadikan Indonesia sebagai pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara," ujarnya.
Menurutnya, ekonomi digital Indonesia telah menunjukkan kemampuannya untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19, bahkan tumbuh ketika banyak sektor lain mengalami tekanan. Pada 2020, valuasi ekonomi digital Indonesia tercatat tumbuh 10% menjadi US$44 miliar dari US$40 miliar pada 2019. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.