NIGERIA

Wah, Sektor Ini Sumbang PPN Tertinggi dalam 2 Tahun Terakhir

Syadesa Anida Herdona | Selasa, 29 Maret 2022 | 16:00 WIB
Wah, Sektor Ini Sumbang PPN Tertinggi dalam 2 Tahun Terakhir

Ilustrasi.

ABUJA, DDTCNews - Bank, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya di Nigeria menyumbang penerimaan negara senilai N86,67 miliar, setara Rp2,9 triliun dalam setahun terakhir. Angka tersebut setara 2,4% dari seluruh penerimaan PPN sepanjang 2020-2021 senilai N3,56 triliun atau setara Rp122 triliun.

Menurut laporan Distribusi Sektoral Pajak Pertambahan Nilai (Q4/2021) yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional (National Bureau Statistics/NBS) sektor keuangan dan asuransi menghasilkan N26,96 miliar PPN untuk pemerintah pada kuartal IV/2021.

“Dari data NBS menunjukkan bahwa hasil pemungutan PPN dari sektor keuangan dan asuransi masing-masing mencapai N3,28 miliar dan N7,71 miliar pada kuartal I/2021 dan II/2021,” tulis New Telegraph, dikutip Selasa (29/3/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Data tersebut menunjukkan kedua sektor menyumbang N61,91 miliar dari N2,03 triliun PPN Nigeria pada 2021.

Menurut data NBS, dalam 2 tahun terakhir sektor ini menyumbang N86,67 miliar dari total penerimaan PPN senilai N3,56 triliun.

Analis ekonomi mengaitkan lonjakan dari penerimaan PPN yang dihasilkan sektor keuangan dalam 2 tahun terakhir dengan 2 kejadian penting yang terjadi di Nigera.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Pertama, keputusan Pemerintah Federal untuk menaikkan tarif PPN dari 5 % menjadi 7,5% pada Februari 2020. Kedua, otomatisasi Federal Inland Revenue Service (FIRS) dari sistem pengumpulan Amerika Serikat.

Merujuk pada Undang-Undang PPN Nigeria, semua bank dan lembaga keuangan --kecuali yang diberikan pembebasan-- wajib untuk membebankan PPN atas layanan yang diberikan kepada nasabah mereka. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN