VIETNAM

Vietnam Perpanjang Insentif Pajak Hingga 2025, Sektor Properti Melesat

Dian Kurniati | Sabtu, 30 November 2024 | 12:00 WIB
Vietnam Perpanjang Insentif Pajak Hingga 2025, Sektor Properti Melesat

Ilustrasi.

PHNOM PENH, DDTCNews - Pemerintah Kamboja mengumumkan perpanjangan periode pemberian insentif pajak untuk sektor properti hingga akhir 2025.

Perdana Menteri Hun Manet mengatakan insentif pajak bertujuan membuat harga rumah lebih terjangkau. Dia berharap insentif tersebut juga mampu mendorong kinerja sektor properti dan sektor lain yang terkait.

"Tujuan utama kami adalah untuk mengatasi semua persoalan yang terjadi serta memastikan kelangsungan hidup sektor real estat," katanya, dikutip pada Sabtu (30/11/2024).

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Hun Manet mengatakan pemerintah telah memiliki 2 kebijakan untuk mendukung sektor properti dan real estat. Dengan 2 kebijakan tersebut, pemilik properti dan calon pembeli rumah baru diharapkan dapat terbantu.

Kebijakan pertama yakni pembebasan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) untuk semua jenis properti hunian senilai di bawah US$70.000 atau sekitar Rp1,1 miliar. Kedua, pembebasan BPHTB bagi pembeli rumah pertama kali dalam proyek perumahan dengan harga properti di bawah US$210.000 atau Rp3,3 miliar.

"Mereka yang belum mendaftarkan hak kepemilikan atas properti harus segera mengurusnya agar memperoleh pembebasan pajak," ujarnya.

Baca Juga:
Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Hun Manet menyebut kebijakan serupa juga bakal diberikan kepada pembeli rumah pertama kali di proyek perumahan atau rumah susun senilai lebih dari US$70.000 atau Rp1,1 miliar tetapi di bawah US$210.000 atau Rp3,3 miliar. Kebijakan ini rencananya diberikan hingga akhir 2025.

Dia menjelaskan properti dan real estat memiliki peran penting dalam perekonomian Kamboja. Apabila sektor tersebut kontraksi, dampaknya akan langsung dirasakan oleh masyarakat dan sektor lainnya seperti perbankan.

Sepanjang 2000 hingga Juli 2024, pemerintah telah mengeluarkan izin untuk pembangunan 66.978 proyek konstruksi di seluruh Kamboja. Proyek ini mencakup total area seluas 194,3 juta meter persegi, dengan perkiraan nilai investasi mencapai US$77,7 miliar.


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Sabtu, 25 Januari 2025 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sebanyak 41.150 Unit Rumah Nikmati Insentif PPN DTP pada 2024

BERITA PILIHAN
Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Minggu, 26 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

PMK 115/2024 Berlaku, Penagihan Kepabeanan dan Cukai Bakal Lebih Mudah

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Minggu, 26 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pembuatan Faktur Pajak Barang Non-Mewah di e-Faktur oleh PKP Tertentu

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:30 WIB PERMENDAG 27/2024

Aturan Baru Berlaku! LNSW Ingatkan Pemilik Kargo soal Kewajiban PAB

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Kebijakan Harga Gas Bumi Kerek Setoran Pajak Perusahaan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:30 WIB PROVINSI LAMPUNG

Ribuan Kendaraan WP Badan Nunggak Pajak, Pemprov Gencarkan Penagihan

Minggu, 26 Januari 2025 | 08:00 WIB PMK 114/2024

DJBC Pertegas Aturan Teknik Sampling pada Audit Kepabeanan dan Cukai