RASIO UTANG LUAR NEGERI

Utang Luar Negeri Naik Jadi Rp4.280 Triliun

Redaksi DDTCNews | Selasa, 23 Agustus 2016 | 13:40 WIB
Utang Luar Negeri Naik Jadi Rp4.280 Triliun

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonenesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II/2016 tumbuh 6,2% menjadi sebesar US$323,8 miliar atau Rp4.280 triliun.

Perkembangan itu telah mengerek rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan II/2016 ke posisi 36,8%, sedikit meningkat dibandingkan dengan periode akhir triwulan I/2016 sebesar 36,6%.

“Perkembangan ULN pada triwulan II/2016 masih cukup sehat, namun BI terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional,” ungkap laporan tertulis yang dirilis BI, Senin (22/8).

Baca Juga:
Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sebagian besar ULN berasal dari sektor swasta yang besarnya mencapai US$165,1 miliar atau 51% dari total ULN. Sementara ULN sektor publik sebesar US$158,7 miliar atau 49% dari total ULN.

Berdasarkan jangka waktunya, ULN berjangka panjang di akhir triwulan II/2016 mencapai US$282,3 miliar, meningkat 7,7% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, ULN berjangka pendek di akhir triwulan II/2016 sebesar US$41,5 miliar, menurun 3,1% dari dari periode yang sama tahun 2015 lalu.

Posisi ULN di akhir triwulan II/2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, listrik, gas dan air bersih. Pertumbuhan ULN sektor listrik, gas dan air bersih triwulan II/2016 meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I/2016.

Baca Juga:
Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Sedangkan, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan melambat. Sementara pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan keuangan mengalami kontraksi yang lebih dalam.

BI mengaku akan terus memantau perkembangan ULN terutama yang berasal dari sektor swasta guna memastikan ULN bisa berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan dan tidak menimbulkan risiko yang bisa memengaruhi stabilitas makro ekonomi. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Dukung Efisiensi Belanja Kementerian/Lembaga oleh Prabowo

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 09:35 WIB KOTA BATAM

Begini Strategi Pemkot Optimalkan Pajak Reklame pada Tahun Ini

Minggu, 02 Februari 2025 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Siapa Saja Sih, yang Bisa Ditunjuk Jadi PIC di Coretax? Ini Jawabnya

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Diskon Tiket Pesawat Ada Lagi Saat Lebaran, Upaya Kendalikan Inflasi

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga