JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonenesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II/2016 tumbuh 6,2% menjadi sebesar US$323,8 miliar atau Rp4.280 triliun.
Perkembangan itu telah mengerek rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan II/2016 ke posisi 36,8%, sedikit meningkat dibandingkan dengan periode akhir triwulan I/2016 sebesar 36,6%.
“Perkembangan ULN pada triwulan II/2016 masih cukup sehat, namun BI terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional,” ungkap laporan tertulis yang dirilis BI, Senin (22/8).
Sebagian besar ULN berasal dari sektor swasta yang besarnya mencapai US$165,1 miliar atau 51% dari total ULN. Sementara ULN sektor publik sebesar US$158,7 miliar atau 49% dari total ULN.
Berdasarkan jangka waktunya, ULN berjangka panjang di akhir triwulan II/2016 mencapai US$282,3 miliar, meningkat 7,7% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, ULN berjangka pendek di akhir triwulan II/2016 sebesar US$41,5 miliar, menurun 3,1% dari dari periode yang sama tahun 2015 lalu.
Posisi ULN di akhir triwulan II/2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, listrik, gas dan air bersih. Pertumbuhan ULN sektor listrik, gas dan air bersih triwulan II/2016 meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I/2016.
Sedangkan, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan melambat. Sementara pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan keuangan mengalami kontraksi yang lebih dalam.
BI mengaku akan terus memantau perkembangan ULN terutama yang berasal dari sektor swasta guna memastikan ULN bisa berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan dan tidak menimbulkan risiko yang bisa memengaruhi stabilitas makro ekonomi. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.