Suasana Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian di kampus Universitas Gadjahmada Yogyakarta. (Foto: Faperta.ugm.ac.id)
YOGYAKARTA, DDTCNews—Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, menggali gagasan untuk mengadopsi teknologi dan ekosistem digital dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan guna menghadirkan inovasi di bidang pertanian.
Untuk membahas hal tersebut, Fakultas Pertanian menggelar Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian bertajuk Ekosistem Digital dalam Pembangunan Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0 di Auditorium Prof Harjono Danoesastro, Yogyakarta, Sabtu (24/8/2019).
Ketua Panitia Seminar Ineke Wati menyatakan kegiatan tersebut diikuti oleh peneliti dan akademisi dari berbagai wilayah di Indonesia. Perinciannya, sebanyak 86% peserta berasal dari perguruan tinggi, 13% dari pusat penelitian dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, sisanya lain-lain.
“Kegiatan ini menghadirkan temu intelektual dengan total 69 pemakalah. Harapannya, kegiatan ini menjadi wadah berbagi strategi dalam upaya meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian serta menerapkan hasil penelitian tersebut,” ujarnya, Sabtu (24/8/2019).
Kegiatan tersebut dihadiri narasumber antara lain Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika RI Bidang Komunikasi dan Media Massa Gun Gun Siswadi, Dosen Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM Sri Peni Wastutiningsih, dan Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo.
Seminar tersebut disambut baik kalangan akademisi, peneliti, pemerhati, pemerintah, masyarakat serta pemangku kepentingan (stakeholders) untuk saling bertukar informasi dalam menyampaikan temuan, gagasan serta informasi di bidang pertanian untuk kemudian dapat dikembangkan.
Gun Gun Siswadi mengatakan acara ini diharapkan bisa menghasilkan rumusan konsep dan rekomendasi kebijakan serta strategi dalam mengoptimalkan peran ekosistem digital. “Hal ini utamanya dalam rangka pembangunan pertanian di era revolusi industri 4.0,” katanya.
Sri Peni menambahkan seminar ini diharapkan bisa menjadi upaya penyediaan sarana bagi masyarakat untuk berbagi informasi. “Acara ini bisa menjadi media penyampai gagasan dan temuan, serta memperkenalkan inovasi teknologi di bidang pertanian yang dikembangkan,” tuturnya.
Sementara itu, Abdullah mengatakan BNI Syariah adalah hasanah banking partner yang berkomitmen mendukung ketahanan pangan, di antaranya melalui penyaluran pembiayaan modal kerja kepada pelaku usaha pertanian dan layanan transaksi perbankan syariah lain.
Di sisi lain, kedaulatan pangan tersebut dibutuhkan kerja sama dari seluruh stakeholders baik lembaga pendidikan, lembaga keuangan, pemerintah, pelaku industri, petani dan masyarakat.”Kita butuh kerja sama yang menyeluruh dari berbagai stakeholder,” katanya dalam rilis yang diterima DDTCNews.
Ia menyampaikan upaya swasembada dan ketahanan pangan itu merupakan upaya untuk menjaga lima dimensi dari tujuan atau muqoshid syariah, yakni menjaga agama (hifdz iin), menjaga jiwa (hifdz nafs), menjaga akal (hifdz aql), menjaga keturunan (hifdz nasb), dan menjaga harta (hifdz maal). (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.