KEBIJAKAN EKONOMI

Tumbuh di Bawah Rata-Rata, Bappenas Soroti Kinerja Sektor Manufaktur

Muhamad Wildan | Sabtu, 03 Juni 2023 | 09:00 WIB
Tumbuh di Bawah Rata-Rata, Bappenas Soroti Kinerja Sektor Manufaktur

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyoroti pertumbuhan sektor manufaktur yang masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Bappenas, sektor manufaktur harus tumbuh sebesar 5,4% - 5,8% jika ingin mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,3% - 5,7% seperti yang diasumsikan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2024,

"Seharusnya [sektor manufaktur] bisa tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi," ujar Suharso Monoarfa, Menteri PPN/Bappenas dikutip pada Sabtu (3/6/2023).

Baca Juga:
Seluruh K/L Diminta Usulkan Revisi Belanja Paling Lambat 14 Februari

Suharso menilai pertumbuhan sektor manufaktur perlu ditingkatkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional agar kontribusinya terhadap PDB dapat meningkat. Saat ini, kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian hanya 19%.

"Kalau kita berharap pada 2045, kontribusinya bisa didorong menjadi 28% atau setidak-tidaknya 26,8%," ujarnya.

Di Bawah Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Untuk diketahui, pertumbuhan sektor manufaktur pada 2021 dan 2022 tercatat hanya sebesar 3,4% dan 4,9%, di bawah pertumbuhan ekonomi nasional pada kedua tahun tersebut yang mencapai 3,7% dan 5,3%.

Baca Juga:
Hal-Hal yang Bakal Diteliti saat WP Ajukan Pengembalian Pendahuluan

Menurut pemerintah, pertumbuhan sektor manufaktur pada tahun-tahun setelah pandemi lebih didorong oleh industri logam dasar, mesin, alat angkut, alas kaki, dan elektronik.

Sementara itu, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada 2021 dan 2022 belum melampaui kinerja sebelum pandemi Covid-19. Adapun kinerja industri farmasi cenderung menurun akibat berkurangnya permintaan seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19.

Kondisi yang sama juga terjadi di industri lainnya seperti tekstil, furnitur, dan lain sebagainya yang menghasilkan produk berupa barang konsumsi. Industri tersebut cenderung melambat akibat ekonomi global yang melambat. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi

Kamis, 30 Januari 2025 | 11:11 WIB INFOGRAFIS PAJAK

9 Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Pemkot Tarakan beserta Tarifnya

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Kamis, 30 Januari 2025 | 09:30 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diatur Ulang, Kriteria Piutang Pajak Tak Tertagih yang Bisa Dihapuskan

Kamis, 30 Januari 2025 | 08:55 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Kenakan BMAD, Sri Mulyani: Lindungi Industri dari Impor Barang Murah