Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (14/11/2022). ANTARA FOTO/MEDIA CENTER G20 INDONESIA/Zabur Karuru/wsj.
JAKARTA, DDTCNews - Kebijakan kenaikan suku bunga acuan secara agresif oleh bank sentral negara-negara maju menjadi salah satu faktor pemicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor industri Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut permintaan dari negara-negara maju atas barang ekspor Indonesia mengalami penurunan lantaran suku bunga yang naik.
"Permintaan barang ekspor kita, terutama TPT dan alas kaki, dari negara maju biasanya meningkat pada akhir tahun. [Namun], dengan adanya langkah dari bank sentral, demand-nya dikendalikan," katanya, dikutip pada Jumat (25/11/2022).
Sri Mulyani menuturkan fenomena penurunan permintaan ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tidak terjadi di Indonesia saja. Menurutnya, kondisi yang serupa juga terjadi di Bangladesh dan Vietnam.
Hingga kuartal III/2022, lanjut menteri keuangan, kinerja industri TPT dan alas kaki masih mencatatkan pertumbuhan yang kuat. "Untuk kulit dan alas kaki kulit masih di 13,4%. Untuk TPT masih 8,09%," tuturnya.
Walau pertumbuhan sektor TPT dan alas kaki hingga kuartal III/2022 masih baik, lanjut Sri Mulyani, pemerintah memastikan akan tetap mengantisipasi kondisi industri ke depan.
"Perusahaan-perusahaan akan kami monitor. Di DJBC, ada data impor bahan baku, ekspor, dan lain-lain kita lihat. Di DJP, kita lihat pembayaran PPh Pasal 21-nya, PPN-nya, restitusinya. Ini semua menggambarkan perusahaan itu bekerja atau tidak," ujarnya.
Sampai dengan Oktober 2022, Sri Mulyani menyebut sektor industri TPT memang tengah dalam tekanan, sedangkan untuk industri alas kaki dipandang masih baik.
"Kalau TPT memang terlihat mulai ada tekanan terhadap beberapa korporasi. Ini yang kita waspadai dengan langkah-langkah apa yang harus disiapkan," katanya. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.