KEBIJAKAN PEMERINTAH

Tren Kenaikan Suku Bunga Tekan Ekspor Tekstil? Ini Kata Sri Mulyani

Muhamad Wildan | Jumat, 25 November 2022 | 10:30 WIB
Tren Kenaikan Suku Bunga Tekan Ekspor Tekstil? Ini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (14/11/2022). ANTARA FOTO/MEDIA CENTER G20 INDONESIA/Zabur Karuru/wsj.

JAKARTA, DDTCNews - Kebijakan kenaikan suku bunga acuan secara agresif oleh bank sentral negara-negara maju menjadi salah satu faktor pemicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor industri Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut permintaan dari negara-negara maju atas barang ekspor Indonesia mengalami penurunan lantaran suku bunga yang naik.

"Permintaan barang ekspor kita, terutama TPT dan alas kaki, dari negara maju biasanya meningkat pada akhir tahun. [Namun], dengan adanya langkah dari bank sentral, demand-nya dikendalikan," katanya, dikutip pada Jumat (25/11/2022).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Sri Mulyani menuturkan fenomena penurunan permintaan ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tidak terjadi di Indonesia saja. Menurutnya, kondisi yang serupa juga terjadi di Bangladesh dan Vietnam.

Hingga kuartal III/2022, lanjut menteri keuangan, kinerja industri TPT dan alas kaki masih mencatatkan pertumbuhan yang kuat. "Untuk kulit dan alas kaki kulit masih di 13,4%. Untuk TPT masih 8,09%," tuturnya.

Walau pertumbuhan sektor TPT dan alas kaki hingga kuartal III/2022 masih baik, lanjut Sri Mulyani, pemerintah memastikan akan tetap mengantisipasi kondisi industri ke depan.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

"Perusahaan-perusahaan akan kami monitor. Di DJBC, ada data impor bahan baku, ekspor, dan lain-lain kita lihat. Di DJP, kita lihat pembayaran PPh Pasal 21-nya, PPN-nya, restitusinya. Ini semua menggambarkan perusahaan itu bekerja atau tidak," ujarnya.

Sampai dengan Oktober 2022, Sri Mulyani menyebut sektor industri TPT memang tengah dalam tekanan, sedangkan untuk industri alas kaki dipandang masih baik.

"Kalau TPT memang terlihat mulai ada tekanan terhadap beberapa korporasi. Ini yang kita waspadai dengan langkah-langkah apa yang harus disiapkan," katanya. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra