PP 25/2020

Terkait Pajak, Iuran Tapera 3% Bisa Jadi Pengurang Penghasilan Bruto?

Dian Kurniati | Jumat, 05 Juni 2020 | 17:15 WIB
Terkait Pajak, Iuran Tapera 3% Bisa Jadi Pengurang Penghasilan Bruto?

Ilustrasi. Warga melintas di depan rumah bersubsidi yang sedang dibangun, di Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

JAKARTA, DDTCNews – Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 25 Tahun 2020 yang mengatur pemungutan iuran kepesertaan Tabungan Perumahan Rakyat sebesar 3%. Dari sisi pajak, apakah iuran tersebut dapat dibiayakan dan menjadi pengurang penghasilan bruto?

Terkait hal ini, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) belum bisa memastikan apakah iuran yang dibebankan kepada pekerja (2,5%) dan pemberi kerja atau perusahaan (0,5%) itu bisa dibiayakan sehingga menjadi pengurang penghasilan bruto.

Namun demikian, Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan institusinya berencana menjadikan skema iuran di BP Jamsostek (BPJS Ketenagakerjaan) sebagai benchmark. Hal ini lantaran iurannya bisa digunakan sebagai pengurang penghasilan bruto.

Baca Juga:
DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

"Mengenai pajak, kita akan benchmark ke BPJS Ketenagakerjaan," katanya melalui konferensi video, Jumat (5/6/2020).

Adi menambahkan BP Tapera akan menemui pihak Ditjen Pajak (DJP) untuk berkonsultasi mengenai perlakuan iuran Tapera ini dari sisi pajak. Konsultasi dibutuhkan untuk memberikan kepastian terkait baik kepada pekerja maupun perusahaan.

“BP Tapera juga akan berkonsultasi kepada Kementerian Keuangan,” imbuhnya.

Baca Juga:
Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Dalam ketentuan yang ada, iuran BPJS Ketenagakerjaan bisa dibiayakan oleh wajib pajak badan (perusahaan). Namun, hanya iuran Jaminan Hari Tua (JHT) yang bisa dibiayakan oleh wajib pajak orang pribadi (karyawan).

Ketentuan ini merujuk pada Pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) dan Lampiran Peraturan Dirjen Pajak No.PER-16/PJ/2016. Dalam Pasal 6 UU PPh disebutkan bahwa premi asuransi menjadi salah satu biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto.

Dalam penjelasannya ditegaskan kembali bahwa pembayaran premi asuransi oleh pekerja untuk kepentingan pegawainya boleh dibebankan sebagai biaya perusahaan, tetapi bagi pegawai yang bersangkutan premi tersebut merupakan penghasilan.

Baca Juga:
PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Lantas, sesuai lampiran PER-16/PJ/2016, iuran JHT dan/atau iuran Tunjangan Hari Tua yang dibayar sendiri oleh pegawai atau karyawan menjadi pengurang penghasilan bruto pegawai yang bersangkutan.

PP No. 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera menyebut Tapera wajib diikuti oleh semua pekerja di Indonesia, baik ASN, TNI, Polri, BUMN, BUMD, hingga pekerja swasta. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

06 Juni 2020 | 21:10 WIB

Kemungkinan akan mengikuti sistem bpjs tk, dimana iuran yg dibayarkan pemberi kerja akan menambah pkp sedangkan yg dibayar sendiro oleh karyawan bisa menjadi pengurang

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

BERITA PILIHAN
Senin, 03 Februari 2025 | 08:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Presiden Trump Siapkan Tarif Bea Masuk untuk Impor dari Uni Eropa

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Minggu, 02 Februari 2025 | 11:30 WIB KOTA MEDAN

Wah! Medan Bisa Kumpulkan Rp784,16 Miliar dari Opsen Pajak