BERITA PAJAK HARI INI

Temui Ditjen Pajak, Ini Dokumen yang Diberikan Google

Redaksi DDTCNews | Jumat, 20 Januari 2017 | 09:44 WIB
Temui Ditjen Pajak, Ini Dokumen yang Diberikan Google

JAKARTA, DDTCNews – Pagi ini, Jumat (20/17) kabar mengenai kasus pajak Google menjadi topik utama perbincangan sejumlah media nasional, setelah kemarin Google kembali dipanggil oleh pihak Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak.

Otoritas Pajak saat ini telah resmi menerima laporan keuangan Google Asia Pasific Pte Ltd, dokumen tersebut diterima langsung oleh Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi. Kasubdit Humas Ditjen Pajak Ani Nathalia mengatakan ada tiga orang perwakilan Google yang datang menemui Ken dengan membawa dokumen, salah satunya bertuliskan pay per click user Indonesia dan user Amerika Serikat.

Darussalam, Managing Partner DDTC mengatakan kasus pajak Google ini sulit untuk diselesaikan melalui jalur penindakan. Sebab, payung hukum yang ada saat ini belum mumpuni untuk menjerat Google. Ia menilai bahwa sebaiknya penyelesaian masalah ini lebih baik diselesaikan melalui negosiasi.

Baca Juga:
Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Kendati demikian, Darussalam menambahkan sebaiknya pemerintah melakukan perbaikan perpajakan agar perusahaan semacam Google tidak bisa lagi menghindari pajak. Salah satu yang dapat dilakukan yakni dengan menerapkan PPh Final seperti yang dilakukan di Inggris untuk transaksi yang dilakukan perusahaan seperti Google dengan user di Indonesia.

Kabar lainnya datang dari dampak dua periode program amnesti pajak yang telah berlangsung belum mampu untuk mendongkrak jumlah wajib pajak baru. Berikut ulasan ringkas beritanya:

  • Amnesti Pajak Belum Mampu Dongkrak Jumlah WP Baru

Dua periode amnesti pajak berjalan ternyata tidak mendongkrak kenaikan secara signifikan dalam jumlah wajib pajak (WP) baru. Tercatat per 1 Januari 2017 hanya sebanyak 35,82 juta wajib pajak. Dari jumlah tersebut kenaikannya hanya sebesar 3,05 juta WP sejak 1 Januari 2016. Menurut Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Yon Arsal, ada beberapa faktor yang memengaruhi perubahan jumlah WP, beberapa di antaranya adalah perubahan jumlah demografi serta kebijakan di bidang perpajakan. Yon juga menilai masih banyak masyarakat yang belum mendaftar untuk mendapatkan NPWP, sehingga belum tercatat sebagai wajib pajak.

Baca Juga:
Penjelasan DJP soal Hitung PPN dengan DPP 11/12 yang Tidak Otomatis
  • Inflasi Tahun Ini Bisa Terkerek di Atas 4%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tengah mewaspadai pergeseran tiga asumsi makro dalam APBN 2017, yakni inflasi yang dipatok 4%, nilai tukar (Rp13.300), dan bunga surat perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan yakni 5,3%. Menurutnya, ada risiko inflasi akan naik sebagai efek kebijakan pemerintah yang melakukan penyesuaian subsidi listrik. Bank sentral bahkan memperkirakan inflasi tahun ini bisa melebihi angka yang diasumsikan dalam APBN 2017 sebesar 4%.

  • Kepatuhan Formal Wajib Pajak Tergerus

Selain mengikis penerimaan negara, kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) pada tahun lalu diprediksi akan menurunkan kepatuhan formal wajib pajak di antaranya ditunjukkan dari pelaporan surat pemberitahuan (SPT) pada tahun ini. Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Yon Arsal mengatakan adanya kenaikan PTKP tersebut memang akan secara otomatis akan mengurangi jumlah pelaporan SPT. Namun pihaknya mengaku belum bisa memastikan estimasi penurunan tersebut.

  • Bank Asing Optimis Terhadap Indonesia

Sejumlah bank asing masih menaruh optimisme terhadap Indonesia seiring dengan semakin kuatnya fundamental perekonomian di Tanah Air. DBS Group Holding memperkirakan S&P Global Rating berpotensi meningkatkan peringkat ke Indonesia dari level junk ke layak investasi. Gundy Cahyadi, ekonom DBS Group mengatakan defisit fiskal Indonesia berpeluang menyempit seiring potensi kenaikan pajak penghasilan pada tahun ini.

Baca Juga:
Estafet Kepemimpinan DDTCNews, Tetap Terdepan Sajikan Informasi Pajak
  • Pola Transfer Daerah Perlu Diubah

Pemerintah pusat di dorong untuk menerapkan sistem reward and punishment terkait dengan kebijakan transfer ke daerah karena sebagian besar pemerintah daerah tidak serius melakukan upaya pengurangan angka kemiskinan. Direktur Eksekutif Indonesia Development and Islamic Studies (Ideas) Yusuf Wibisono mengungkapkan Ideas telah melakukan kajian peta kemiskinan di Indonesia yang memotret kondisi, kinerja dan prospek penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota.

  • OJK Dorong Bank Buka Kantor Digital

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong bank membuka kantor cabang digital. Ini untuk memenuhi perubahan perilaku nasabah yang lebih getol memanfaatkan teknologi digital untuk bertransaksi perbankan. OJK pun sudah menerbitkan aturan dan panduan mengenai digital branch ( kantor cabang digital) berupa surat No. S-98/PB.1/2016 pada 21 Desember lalu. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Jumat, 24 Januari 2025 | 08:52 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Penjelasan DJP soal Hitung PPN dengan DPP 11/12 yang Tidak Otomatis

Kamis, 23 Januari 2025 | 13:39 WIB LITERASI PAJAK

Estafet Kepemimpinan DDTCNews, Tetap Terdepan Sajikan Informasi Pajak

Kamis, 23 Januari 2025 | 08:35 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Faktur yang Ditandatangani Melonjak, Kapasitas Unggah Coretax Naik

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China