KANWIL DJP JAKARTA KHUSUS

Tekan Sengketa Transfer Pricing, Ini Langkah DJP

Redaksi DDTCNews | Kamis, 30 September 2021 | 11:37 WIB
Tekan Sengketa Transfer Pricing, Ini Langkah DJP

Kepala Kanwil DJP Jakarta Khusus Budi Susanto (kiri) dalam Tax Gathering Transfer Pricing 2021.

JAKARTA, DDTCNews - Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Pajak (DJP) Jakarta Khusus menggelar Tax Gathering Transfer Pricing 2021. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesepahaman otoritas dan wajib pajak terkait dengan perlakuan perpajakan atas transaksi dengan hubungan istimewa.

Kepala Kanwil DJP Jakarta Khusus Budi Susanto mengatakan pola komunikasi yang baik dengan wajib pajak dan konsultan pajak terus dibangun. Salah satunya adalah menggelar tax gathering yang menjadi bagian dari kegiatan Transfer Pricing Knowledge Management Center (TP KMC).

"Saat pertama kali masuk pada 2019, masih banyak dispute dan perbedaan pandangan antara fiskus dan wajib pajak serta konsultan pajak soal TP," katanya, Kamis (30/9/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Kegiatan TP KMC, sambungnya, dihidupkan kembali untuk menyamakan persepsi dengan wajib pajak perihal perlakuan perpajakan atas transaksi dengan hubungan istimewa. Menurutnya, perbedaan pandangan terhadap regulasi mulai berkurang melalui proses bisnis yang lebih transparan dan adil.

Dia menyampaikan praktik transfer pricing merupakan konsekuensi kegiatan bisnis lintas yurisdiksi. Oleh karena itu, potensi sengketa atas perbedaan interpretasi dapat dikurangi dengan kembali hadirnya program TC KMC di Kanwil DJP Jakarta Khusus.

"Kami ingin buat posisi yang enak bagi wajib pajak dan konsultan. Jika masih ada perbedaan-perbedaan kecil, ini [TP KMC] menjadi tempat berdialog dan memberikan masukan kepada Kanwil Jakarta Khusus," terangnya.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Budi berharap sengketa tentang transfer pricing dapat ditekan dengan hadirnya TP KMC. Menurutnya, DJP juga melakukan pendekatan berjenjang dalam menangani transaksi hubungan istimewa. Pertama, edukasi melalui fungsional penyuluh. Kedua, pengawasan. Ketiga, pemeriksaan.

“Jadi mulai masuk melalui fungsional penyuluh, pengawasan, baru ke pemeriksaan. Kami akan bersyukur jika bisa mencapai kesamaan persepsi lewat penyuluh sehingga tidak harus sampai ke pemeriksaan," imbuhnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

07 Oktober 2021 | 09:53 WIB

Sebenarnya juga diperlukan penguatan dan sinkronisasi database yang digunakan serta pemahaman sudut pandang yang sama sehingga dapat mengurangi potensi sengketa TP

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN