PRANCIS

Tarif Pajak Bahan Bakar Naik, Demonstran Minta Presiden Mundur

Redaksi DDTCNews | Senin, 19 November 2018 | 14:14 WIB
Tarif Pajak Bahan Bakar Naik, Demonstran Minta Presiden Mundur

PARIS, DDTCNews – Kebijakan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menaikkan tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor justru mengundang 280 ribu orang berunjuk rasa. Dalam unjuk rasa tersebut, satu pengunjuk rasa tewas dan lebih dari 400 orang terluka.

Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner menjelaskan pemerintah tetap memperhatikan seluruh demonstran dan harus merespons balik terhadap aksi unjuk rasa, khususnya mengenai daya beli masyarakat atas meningkatnya tarif pajak bahan bakar.

“Para demonstran telah memberi pesan melalui aksi unjuk rasa tersebut. Pemerintah harus menjawab pesan itu terkait dengan tarif pajak bahan bakar yang berkaitan dengan daya beli masyarakat,” paparnya melansir ABC Net di Paris, Senin (19/11).

Baca Juga:
Pajak Turis Diprioritaskan untuk Wisatawan yang Datang dengan Pesawat

Tak hanya meningkatkan tarif pajak bahan bakar minyak, pemerintahan Macron justru juga menaikkan tarif pajak pada tembakau dan menaikkan iuran kesejahteraan sosial. Ketiga hal ini memicu kemarahan warga dan berujung pada aksi unjuk rasa.

Terlebih pajak diesel yang ditujukan untuk mendorong warga menggunakan mobil ramah lingkungan, justru memicu tekanan besar bagi keuangan masyarakat pada saat harga minyak meningkat pada akhir tahun 2017.

Unjuk rasa yang sempat berlangsung di 2.000 titik kerap menyerukan agar Macron yang baru memerintah selama 18 bulan ini untuk mengundurkan diri. Macron yang juga disebut dengan ‘Presiden untuk orang kaya’ ini mengalami penurunan popularitas hingga titik terendah yaitu 21%.

Baca Juga:
PPN Naik Jadi 12%, DPR Minta Kemenkeu Gunakan Wewenang untuk Turunkan

Lebih lanjut Castaner menyebutkan adanya unjuk rasa yang berujung pada aksi kekerasan di wilayah tenggara Paris. Aksi anarkis itu juga hampir terjadi di sekitaran toko mewah dekat tempat tinggal Macron, namun tim keamanan setempat berhasil meredam para demonstran.

“Pasukan keamanan terpaksa menggunakan meriam air (water cannon) untuk membubarkan secara paksa demonstran yang sulit dikendalikan,” pungkasnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses