PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Tak Penuhi Aturan DMO, Perusahaan Batu Bara Bayar Rp1,83 T ke Negara

Muhamad Wildan | Kamis, 04 Agustus 2022 | 14:00 WIB
Tak Penuhi Aturan DMO, Perusahaan Batu Bara Bayar Rp1,83 T ke Negara

Ilustrasi tambang batu bara. (foto: Kementerian ESDM) 

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari denda dan dana kompensasi pemenuhan kebutuhan batu bara dalam negeri sepanjang semester I/2022 telah mencapai Rp1,83 triliun.

Direktur PNBP SDA dan Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan Kurnia Chairi mengatakan PNBP ini dikenakan sesuai dengan PMK 17/2022 terhadap perusahaan yang tidak mematuhi ketentuan domestic market obligation (DMO).

"Terdapat penerimaan Rp1,83 triliun dari 240 perusahaan. Ini menjadi sumbangan cukup baik dari sisi PNBP minerba," katanya, Kamis (4/8/2022).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Realisasi PNBP senilai Rp1,83 triliun tersebut tercatat masih sedikit di bawah potensi. Berdasarkan penghitungan DJA, potensi PNBP denda dan dana kompensasi diperkirakan US$165,76 juta atau setara dengan Rp2,37 triliun.

Dari total jumlah penghitungan potensi tersebut, nilai potensi PNBP denda mencapai Rp184,66 miliar dan PNBP dana kompensasi sejumlah Rp2,19 triliun berkat diterbitkannya PMK 17/2022.

Untuk diketahui, PMK 17/2022 yang menjadi dasar pemungutan PNBP denda dan dana kompensasi pemenuhan kebutuhan batu bara domestik diterbitkan pada 1 Maret 2022.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Kurnia menceritakan PMK tersebut terbit karena adanya isu ketidakpatuhan oleh para pemegang IUP dan IUPK atas ketentuan DMO pada awal 2022.

Terdapat pemegang IUP atau IUPK yang ditengarai tidak melaksanakan ketentuan DMO sebagaimana mestinya. Hal tersebut menyebabkan industri dalam negeri kekurangan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya.

"Awal tahun ini ada isu mengenai ketidakpatuhan dari wajib bayar yang seharusnya menyediakan pasokan dalam negeri atau DMO. Kemudian pada PMK 17/2022, intinya terhadap ketidakpatuhan akan dikenakan denda dan kompensasi," ujar Kurnia.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Jika pemegang IUP atau IUPK tidak melaksanakan ketentuan DMO sesuai dengan kontrak dengan industri dalam negeri maka PNBP yang dikenakan adalah denda.

Bila pemegang IUP dan IUPK memiliki kewajiban pemenuhan kebutuhan batu bara domestik, tetapi tidak memiliki kontrak dengan industri dalam negeri dan menjual seluruh hasil produksinya ke luar negeri maka PNBP yang dikenakan adalah kompensasi. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN