SWEDIA

Studi Baru: Tax Havens Berdampak Buruk Terhadap Lingkungan

Redaksi DDTCNews | Senin, 20 Agustus 2018 | 17:34 WIB
Studi Baru: Tax Havens Berdampak Buruk Terhadap Lingkungan

STOCKHOLM, DDTCNews – Sebuah penelitian dari Stockholm University dan Royal Swedish Academy of Sciences mengungkap penggunaan skema tax havens tidak hanya menimbulkan persoalan penghindaran pajak, korupsi, aktivitas ilegal, hingga pelemahan ekonomi. Studi itu menyebutkan tax havens juga berdampak buruk terhadap lingkungan.

Penulis utama penelitian tersebut, Victor Galaz, mengatakan berbagai persoalan tersebut bisa diatasi dengan membentuk ketentuan internasional yag lebih ketat dan koersif serta sinergi yang lebih kuat dari berbagai negara, sehingga tax havens bisa ditiadakan.

“Meski penggunaan skema tax havens itu sendiri tidak ilegal (tidak menyalahi aturan), namun sistem kerahasiaan itu menyebabkan arus keuangan terhambat dan mempengaruhi kegiatan ekonomi di lapangan, sehingga berdampak buruk pula terhadap lingkungan,” katanya di Stockholm, Minggu (19/8).

Baca Juga:
Dianggap Merugikan, Rusia Akhirnya Masuk Daftar Hitam Suaka Pajak

Dalam hal lingkungan, penelitian ini pun mengungkap adanya 68% modal asing pada tahun 2000-2011 yang mengalir ke industri kedelai dan daging sapi di Brasil, dua sektor yang dianggap sebagai penyebab deforestasi (penggundulan hutan) di Amazon, diketahui berasal dari negara-negara tax havens.

Penelitian tersebut juga menemukan 70% kapal yang terlibat dalam penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) terdaftar di suatu yurisdiksi tax havens, bahkan juga menyediakan layanan pencucian uang yang berasal dari kartel narkoba maupun politisi korup.

Dari sisi lain, tidak hanya karena rendahnya tarif yang berlaku, sejumlah perusahaan juga menutupi berbagai aktivitas ilegalnya agar tetap tersembunnyi. Upaya ini dilakukan oleh perusahaan terkait agar tarif pajak yang beraku terhadap wajib pajak bisa semakin menurun atau bahkan tidak setor sama sekali.

Baca Juga:
Waduh, Negara Ini Berpotensi Masuk Daftar Hitam Suaka Pajak Uni Eropa

Victor menyayangkan orang-orang yang bertanggung jawab yang memiliki kekuasaan (seperti pengusaha, pejabat hukum dan politik) jutsru adalah orang-orang yang paling banyak terlibat dalam skema tax havens ini, sebagaimana terlihat dalam dokumen Panama Papers dan Paradise Papers.

"Agar timbul perubahan nyata dalam cara otoritas pajak memperlakukan masyarakat super kaya, maka perlu ada penyesuaian setaraf global terkait konsep kekayaan, hukum internasional, dan reformasi perpajakan," pungkas Victor dilansir dari Edgylabs.com. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 02 Februari 2023 | 16:15 WIB PROFIL PERPAJAKAN VANUATU

Terapkan Pajak Kasino, Negara Ini Tidak Punya Pajak Penghasilan

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra