UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

Sri Mulyani Sampaikan Orasi Ilmiah Tentang SDM Kompetitif

Redaksi DDTCNews | Selasa, 23 Juli 2019 | 19:00 WIB
Sri Mulyani Sampaikan Orasi Ilmiah Tentang SDM Kompetitif

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan orasi ilmiah. (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-8 Universitas PGRI Semarang Jawa Tengah. Tema yang diusung oleh Menkeu dalam orasinya adalah ‘Sumber Daya Manusia Kompetitif Menuju Era 5.0’.

Sri Mulyani memaparkan unsur dalam tema orasinya terkait dengan sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan dimensi sosial. Dia menyebut ketiga unsur tersebut merupakan faktor yang memacu proses pembangunan.

“Saya ingin memulai dengan menyampaikan era society 5.0. Bagaimana peluang dan tantangan serta bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan untuk mendorong transformasi masyarakat serta merealisasikan potensi ekonomi Indonesia agar menjadi negara maju,” papar Menkeu saat membuka orasinya, Selasa (23/7/2019).

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Menkeu menjelaskan perkembangan teknologi dan era society 5.0 adalah ciri dari revolusi industri 4.0. Dalam era ini, kehadiran internet of thing, teknologi informasi, dan artificial intelligence sangat masif. Untuk itu, pemerintah mengeluarkan strategi Making Indonesia 4.0 yang berisi 10 pilar dan 5 sektor prioritas.

Beberapa aspek yang menjadi bagian dari 10 pilar tersebut antara lain harmonisasi aturan dan kebijakan, pembangunan infrastruktur digital, serta peningkatan kualitas SDM. Selanjutnya, 5 sektor prioritas terdiri atas makanan dan minuman, otomotif, kimia, elektronik, serta tekstil.

Making Indonesia 4.0 ditujukan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan merevitalisasi sektor rill, terutama manufaktur. Manufaktur di Indonesia masih terkosentrasi pada low technology yang mencapai 47% dari output. Adapun porsi medium technology dan high technology masing-masing sebesar 25% dan 27,7% dari output.

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Pemerintah, sambung Sri Mulyani, terus mendorong melalui investasi, transfer teknologi dan pengetahuan, serta persiapan kualitas SDM melalui vokasi dan kegiatan riset. Terlebih, pada era industri 4.0 banyak negara memanfaatkan teknologi untuk mengatasi permasalahan.

Indonesia yang dianugerahi dengan bonus demografi hingga 2035 mesti bersiap agar mampu memanfaatkan teknologi untuk menjadi solusi transformasi ekonomi. Apalagi, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara maju dalam dekade terakhir.

Bergabungnya Indonesia menjadi anggota G20 menjadi bukt potensi itu. Indonesia juga sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-3 setelah China dan India. Stabilitas ekonomi juga tercapai dengan turunnya tingkat kemisikinan sebesar 9,4% dan pengangguran sebesar 5,01%.

Baca Juga:
Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Menkeu berujar apabila Indonesia dapat menjaga progresivitasnya, Indonesia dapat menjadi negara ke 4 dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2045. Untuk itu, pemerintah memiliki visi harus mampu menghindari middle income trap dengan langkah extraordinary dan reformasi struktural.

Langkah tersebut berupa investasi jangka menengah panjang. Langkah tersebut seperti melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan produktivitas, meningkatkan external balance dalam bentuk neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan, memperkuat dan memperdalam sektor keuangan, serta melakukan reformasi institusi dan birokrasi.

Dari sisi kualitas SDM, mayoritas tenaga kerja Indonesia merupakan lulusan sekolah dasar dan menengah sebesar 41%. Skor pisa test Indonesia juga berada pada peringkat 62 dari 72 negara yang berarti tingkat literasi dan kualitas SDM Indonesia sangat rendah.

Baca Juga:
Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Oleh karena itu, pemerintah menerapkan konsep life long learning dan membutuhkan partisipasi dari seluruh stakeholder. Hal ini pula yang mendorong pemerintah memberikan pengurangan pajak 200% hingga 300%. Fasilitas ini berlaku bagi perusahaan yang memberikan pendidikan serta pelatihan tenaga kerja atau berinvestasi di bidang penelitian dan pengembangan serta inovasi.

Dari sisi pengelolaan APBN, lanjutnya, pemerintah memaksimalkan belanja negara pada sektor pendidikan dan penelitian dengan meningkatkan anggaran.

Anggaran tersebut digunakan untuk program Indonesia Pintar, Bantuan Operasional Sekolah, beasiswa Bidikmisi, dana abadi pendidikan yang di kelola LPDP, dana abadi penelitian, tunjangan profesi guru, serta perbaikan infrastruktur pendidikan.

Baca Juga:
Sri Mulyani: APBN 2025 Disesuaikan Usai Prabowo Dilantik

Namun, Menkeu menegaskan komitmen pemerintah dan anggaran besar saja tidak cukup. Berdasarkan Laporan Bank Indonesia, tantangan sistem pendidikan Indonesia meliputi akses, kualitas, efektivitas penggunaan anggaran, dan kualitas guru.

Permasalahan tersebut yang harus ditangani bersama agar dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik. Menkeu berharap dengan adanya teknologi di era revolusi Industri 4.0 dapat memacu perbaikan yang lebih cepat dan efektif. (MG-nor/kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 13:00 WIB CORETAX SYSTEM

Setelah Diimplementasikan, DJP Akan Tetap Sediakan Edukasi Coretax

Rabu, 23 Oktober 2024 | 12:00 WIB LITERATUR PAJAK

4 Kunci Strategis Cegah Sengketa Pajak, Selengkapnya Baca Buku Ini

Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Piloting Modul Impor-Ekspor Barang Bawaan Penumpang Tahap III Dimulai

Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dasar DJP dalam Menetapkan Status Suspend terhadap Sertel Wajib Pajak

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan, Pemprov Targetkan Raup Rp105 Miliar

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:00 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Beberkan Alasan Pembentukan Badan Aspirasi Masyarakat

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:45 WIB DPR RI

Said Abdullah Kembali Terpilih Jadi Ketua Banggar DPR

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:33 WIB KURS PAJAK 23 OKTOBER 2024 - 29 OKTOBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Menguat Atas Nyaris Semua Mata Uang Mitra

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo