KEBIJAKAN BEA MASUK

Sri Mulyani Rilis 15 PMK Baru Soal Tarif Bea Masuk, Ini Perinciannya

Nora Galuh Candra Asmarani | Rabu, 06 April 2022 | 10:30 WIB
Sri Mulyani Rilis 15 PMK Baru Soal Tarif Bea Masuk, Ini Perinciannya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerbitkan 15 peraturan menteri keuangan (PMK) baru mengenai penetapan tarif bea masuk berdasarkan pada perjanjian atau persetujuan internasional.

PMK tersebut diterbitkan untuk menyesuaikan setiap persetujuan internasional dengan sistem klasifikasi barang berdasarkan Harmonized System (HS) 2022 dan Asean Harmonised Tariff Nomenclature (AHTN) 2022.

“Sehubungan dengan pemberlakuan sistem klasifikasi barang berdasarkan Harmonized System 2022 dan Asean Harmonised Tariff Nomenclature 2022, perlu melakukan penyesuaian terhadap komitmen Indonesia” bunyi pertimbangan dari masing-masing beleid, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Dari setiap PMK itu, menteri keuangan menetapkan tarif bea masuk atas barang impor dari negara-negara anggota perjanjian internasional. Besaran tarif bea masuk berdasarkan perjanjian tersebut diuraikan dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari setiap PMK.

Selain itu, setiap PMK menegaskan barang impor harus diberitahukan dengan menggunakan klasifikasi barang berdasarkan peraturan tentang penetapan sistem klasifikasi barang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor.

Saat ini, penetapan sistem klasifikasi barang diatur dalam PMK 26/2022 yang juga menjadi dasar penerapan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2022. Hal ini tidak terlepas dari berlakunya HS dan AHTN 2022 yang membuat klasifikasi barang dalam BTKI juga perlu disesuaikan melalui BTKI 2022.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Pengenaan bea masuk berdasarkan perjanjian tersebut dilaksanakan sesuai dengan PMK tentang tata cara pengenaan tarif bea masuk dari setiap skema perjanjian. Jika tarif bea masuk umum lebih rendah dari tarif bea masuk berdasarkan perjanjian maka tarif yang berlaku adalah tarif bea masuk umum.

Berikut adalah daftar 15 PMK penetapan tarif bea masuk berdasarkan pada perjanjian atau kesepakatan internasional yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani:

  1. PMK 43/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 25/2017.
  2. PMK 44/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 28/2017 s.t.d.d PMK 129/2017.
  3. PMK 45/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 24/2017.
  4. PMK 46/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 26/2017.
  5. PMK 47/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 27/2017 s.t.d.d PMK 96/2019.
  6. PMK 48/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 18/ 2018.
  7. PMK 49/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-Hong Kong, China Free Trade Agreement (AHK FTA). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 79/2020.
  8. PMK 50/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Agreement between The Republic of Indonesia and Japan for an Economic Partnership (IJEPA). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 30/2017 s.t.d.d PMK 63/2017.
  9. PMK 51/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dengan skema User Spesific Duty Free Scheme dalam rangka Persetujuan antara Indonesia dan Jepang mengenai Suatu Kemitraan Ekonomi. PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 31/2017.
  10. PMK 52/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Perjanjian Perdagangan Preferensial antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Pakistan. PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 29 /2017 s.t.d.d PMK 14/2019.
  11. PMK 53/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Palestina tentang Fasilitasi Perdagangan untuk Produk Tertentu yang Berasal dari Wilayah Palestina. PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022 dan sekaligus mencabut PMK 126/2018.
  12. PMK 54/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA). PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 81/2020.
  13. PMK 55/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Comprehensive Economic Partnership Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Chile. PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022 dan sekaligus mencabut PMK 105/2019.
  14. PMK 56/2022 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Republik Indonesia dan Negara-Negara EFTA. PMK ini mulai berlaku per 1 April 2022. Berlakunya PMK ini mencabut PMK 152/2021.
  15. PMK 57/2022 Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Persetujuan Preferensi Perdagangan antar Negara-Negara Anggota D-8. PMK ini mulai berlaku per 29 April 2022. PMK ini merupakan PMK baru. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja