Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko
JAKARTA, DDTCNews - Siapapun yang keluar sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden 2019 akan menghadapi tantangan berat. Lesunya perekonomian global berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.
Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan kinerja investasi menjadi PR yang harus segera diselesaikan pemerintah terpilih. Menurutnya, daya pikat Indonesia dalam menarik investasi mulai pudar.
Hal tersebut berdasarkan survei Japan External Trade Organization (Jetro) 2019 di mana posisi Vietman masih lebih menjanjikan ketimbang Indonesia. Menarik kegiatan investasi akan menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pemerintah terpilih nanti.
"Survei Jetro tunjukan prospek bisnis di Asia dan termasuk di Indonesia alami penurunan cukup dalam. Ini tantangan yang cukup serius," katanya dalam Kongkow Bisnis Pas FM 'Titipan Roadmap Perekonomian Indonesia', Rabu (10/4/2019).
Dia menjelaskan persaingan menarik investasi akan berlangsung sengit, terutama dengan Vietman. Pasalnya pengusaha Jepang menilai Vietman lebih menarik dalam beberapa aspek.
Pertama, risiko naiknya biaya operasional di Vietman sebesar 30%. Sementara itu, Indonesia risiko lebih besar sebesar 47%. Kemudian potensi kenaikan gaji tenaga kerja di Vietman sebesar 74%, sedangkan Indonesia lebih tinggi potensi kenaikannya sebesar 82%.
"Level salary Indonesia itu US$5.200 per tahun, dan Vietnam US$3.800. Jadi biaya produksi di Vietman lebih rendah. Kalau kompetensi tenaga kerjanya tidak jauh berbeda maka akan buat situasi yang tidak menggembirakan," paparnya.
Oleh karena itu, meningkatkan kompetensi SDM harus menjadi arah utama kebijakan pemerintah. Hal ini yang akan menjadi nilai tambah Indonesia di mata investor.
"Begitu nanti pemerintahan baru terbentuk, PR adalah mempercepat transformasi ekonomi lebih ringkas, responsif dan mengakselerasi kemampuan dunia usaha serta ketenagakerjaan," imbuhnya. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.