PMK 148/2020

Setoran Pungutan Kepabeanan & Cukai Elektronik Bisa Lewat Wajib Pungut

Muhamad Wildan | Senin, 19 Oktober 2020 | 15:48 WIB
Setoran Pungutan Kepabeanan & Cukai Elektronik Bisa Lewat Wajib Pungut

Ilustrasi. (Foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews - Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 148/2020 mengenai pembayaran dan penyetoran penerimaan negara untuk kepabeanan dan cukai menambahkan satu pasal baru yang mengatur secara khusus mengenai pihak pemungut.

Pada Pasal 2A PMK No. 148/2020, pemungutan penerimaan negara untuk kepabeanan dan cukai dapat dilakukan Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) sendiri atau wajib pungut. Pemungutan penerimaan negara oleh wajib pungut tidak tertuang dalam ketentuan sebelumnya pada PMK No. 40/2016.

Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Hubungan Masyarakat (Humas) DJBC Haryo Limanseto pun menerangkan munculnya frasa wajib pungut dalam PMK terbaru bertujuan untuk mengakomodasi keberadaan bank, pos, dan lembaga persepsi lainnya yang membantu pemungutan.

Baca Juga:
Aturan Cukai Minuman Manis Digodok, DPR Beberkan PR Pemerintah

Dengan ini, wajib pungut pada PMK No. 148/2020 tidak mengadopsi ketentuan wajib pungut pada pajak pertambahan nilai (PPN). "Wajib pungut PMK No. 148/2020 lebih mengarah pada pemungutan penerimaan negara yang menggunakan sistem billing DJBC," ujar Haryo, Jumat (16/10/2020).

Sesuai dengan PMK No. 148/2020, wajib pungut adalah orang pribadi atau badan yang ditentukan untuk membantu pemungutan penerimaan negara baik penerimaan perpajakan maupun nonperpajakan.

Wajib pungut berbeda dengan wajib setor. Wajib setor didefinisikan sebagai orang pribadi atau badan hukum yang ditentukan untuk melakukan kewajiban menerima penerimaan negara dari wajib bayar untuk kemudian disetorkan ke kas negara melalui bank, pos, dan lembaga persepsi lainnya.

Baca Juga:
DJBC Beri Fasilitas ATA Carnet untuk Peralatan Konser Maroon 5

Haryo mengonfirmasi frasa wajib pungut dimasukkan dalam PMK No. 148/2020 sebagai penegasan untuk membedakan wajib setor dengan wajib pungut.

Dalam pembayaran penerimaan negara untuk kepabeanan dan cukai secara elektronik, bank, pos, dan lembaga persepsi lainnya memiliki peran sebagai agen penerimaan atau collecting agent dalam sistem penerimaan negara menggunakan surat setoran elektronik.

Keberadaan lembaga persepsi lainnya sebagai collecting agent sendiri tidak diakomodasi PMK sebelumnya. Melalui Pasal 8A PMK No. 148/2020, pembayaran ataupun penyetoran penerimaan negara ditetapkan dapat dilakukan oleh wajib bayar atau wajib setor melalui lembaga persepsi lainnya.

Atas pembayaran melalui lembaga persepsi itu akan diterbitkan nomor transaksi lembaga persepsi lainnya. Pembayaran yang dilakukan wajib bayar melalui lembaga persepsi lainnya dianggap sebagai bukti pelunasan kewajiban sesuai dengan tanggal bayar pada bukti penerimaan negara. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 11 Februari 2025 | 10:19 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Aturan Cukai Minuman Manis Digodok, DPR Beberkan PR Pemerintah

Minggu, 09 Februari 2025 | 17:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

DJBC Beri Fasilitas ATA Carnet untuk Peralatan Konser Maroon 5

Minggu, 09 Februari 2025 | 14:30 WIB PMK 115/2024

PMK 115/2024, Kemenkeu Atur Tugas dan Wewenang Juru Sita Bea dan Cukai

Jumat, 07 Februari 2025 | 09:18 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diputuskan Presiden, PP Minuman Berpemanis Kena Cukai Mulai Dirancang

BERITA PILIHAN
Rabu, 12 Februari 2025 | 11:04 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak Keluhan terkait Coretax, Ombudsman Ingatkan DJP Soal Ini

Rabu, 12 Februari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PERPAJAKAN

Gebrakan Kebijakan Bea Masuk Presiden AS Donald Trump

Rabu, 12 Februari 2025 | 10:45 WIB CORETAX SYSTEM

Efek Coretax ke Penerimaan, DJP Pantau Setoran Pajak Jelang Deadline

Rabu, 12 Februari 2025 | 10:30 WIB KANWIL DJP SUMATERA UTARA II

PPN yang Dipungut Tak Disetor ke Kas Negara, WP Ditahan Kejari

Rabu, 12 Februari 2025 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Biar PPh 21-nya Ditanggung Pemerintah, NIK-NPWP Pegawai Harus Padan

Rabu, 12 Februari 2025 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Beberkan Capaian Insentif Pajak dalam Menarik Investasi

Rabu, 12 Februari 2025 | 09:27 WIB KURS PAJAK 12 FEBRUARI 2025 - 18 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 12 Februari 2025 | 08:38 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pentingnya Coretax dan Komitmen Sri Mulyani Benahi Sistem Pajak

Selasa, 11 Februari 2025 | 21:45 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax Tak Bisa Diakses Sementara Selama 3 Jam Malam Ini