INGGRIS

Setoran Pajak Migas Tahun Ini Diprediksi Susut Rp5,6 Triliun

Redaksi DDTCNews | Senin, 27 Juli 2020 | 14:55 WIB
Setoran Pajak Migas Tahun Ini Diprediksi Susut Rp5,6 Triliun

Ilustrasi. (Foto: odexxpetroleum.com)

LONDON, DDTCNews - Lembaga pengawas kebijakan fiskal Inggris (The Office for Budget Responsibility/OBR) merevisi proyeksi penerimaan pajak dari sektor minyak dan gas (migas) yang akan turun drastis karena penurunan harga minyak mentah dan ditambah munculnya pandemi Covid-19.

Laporan terbaru OBR menyebutkan otoritas pajak hanya akan menerima sekitar £400 juta atau setara dengan Rp7,4 triliun dari sektor usaha migas di Laut Utara pada periode 2020-2021. Angka terbaru tersebut susut £300 juta atau Rp5,6 triliun dari proyeksi awal sebesar £700 juta.

"Melalui perkembangan yang baru muncul diperkirakan akan menghapus rata-rata £400 juta penerimaan pajak dari Migas Laut Utara sampai dengan 2025," tulis laporan OBR seperti dikutip Senin (27/7/2020).

Baca Juga:
Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Melalui kalkulasi terbaru ini maka penerimaan pajak dari kegiatan migas dalam jangka menengah juga ikut dikoreksi. Pada 2024-2025, penerimaan pajak dari sektor migas hanya £2,6 miliar. Jumlah tersebut turun dari proyeksi awal tahun yang sebesar £4,5 miliar.

Proyeksi penerimaan pajak migas ini, lanjut laporan OBR, tertekan dengan anjloknya harga minyak yang sempat menyentuh level US$19 per barel. Kemudian, kebijakan karantina wilayah yang diterapkan oleh banyak negara ikut menekan permintaan energi secara signifikan dalam skala global.

Guncangan tersebut membuat perusahaan minyak dan membuat kebijakan luar biasa seperti Royal Dutch Shell yang untuk kali pertama sejak Perang Dunia kedua memotong dividen pemegang saham. OBR menyebutkan langkah serupa juga akan diikuti oleh British Petroleum (BP).

Baca Juga:
Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Pandemi Covid-19, ungkap OBR dilansir dailymail.co.uk, juga disebut akan memantik 'Revolusi Hijau' yang akan menurunkan tingkat permintaan atas bahan bakar fosil secara permanen di masa depan.

Karena itu, skenario penurunan penerimaan pajak dari sektor migas dipangkas sekitar 50% dengan adanya situasi baru terkait dengan masalah kesehatan dan potensi turunnya permintaan secara permanen di masa depan.

"Skenario kami mengasumsikan pendapatan yang lebih rendah dari migas setiap tahun dengan pengurangan sekitar 50%. Hal ini mencerminkan harga minyak dan produksi yang lebih rendah, serta diikuti efek pemotongan tajam pengeluaran rumah tangga dan swasta," terang OBR. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP