BERITA PAJAK HARI INI

Realisasi Subsidi Pajak Melonjak, Ada Apa?

Redaksi DDTCNews | Rabu, 28 Agustus 2019 | 08:34 WIB
Realisasi Subsidi Pajak Melonjak, Ada Apa?

Ilustrasi gedung DJP.

JAKARTA, DDTCNews – Besaran subsidi pajak atau pajak yang ditanggung pemerintah per Juli 2019 tercatat melonjak. Hal tersebut menjadi bahasan beberapa media nasional pada hari ini, Rabu (28/8/2019).

Berdasarkan data yang diberitakan Bisnis Indonesia, realisasi subsidi pajak per Juli 2019 tercatat senilai Rp5,6 triliun atau mencapai 49,1% dari pagu Rp11,4 triliun. Realisasi tersebut melonjak dari posisi akhir bulan sebelumnya yang hanya mencapai Rp1,1 triliun.

Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak (DJP) Hestu Yoga Saksama mengatakan hampir 90% subsidi pajak pada tahun ini dialokasikan untuk pajak penghasilan (PPh) atas bunga, imbal hasil, serta penghasilan pihak ketiga atas jasa yang diberikan kepada pemerintah dalam penerbitan surat berharga negara (SBN) di pasar internasional.

Baca Juga:
Pemerintah Pusat Bakal Asistensi Pemda Terbitkan Obligasi Daerah

“Dengan tingginya outstanding SBN Indonesia yang beredar di luar negeri, semakin tinggi pula PPh atas bunga SBN yang harus ditanggung pemerintah. SBN yang outstanding kan tetap harus dibayar,” katanya.

Selain itu, beberapa media nasional juga masih menyoroti lemahnya kinerja penerimaan pajak hingga akhir Juli 2019. Kali ini, DPR meminta pemerintah untuk mengoptimalkan implementasi automatic exchange of information (AEoI).

Berikut ulasan berita selengkapnya.

Baca Juga:
Dorong Obligasi Daerah, Kemenko Perekonomian Kerja Sama dengan IFC
  • Masalah Pencairan

Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak (DJP) Hestu Yoga Saksama mengatakan lonjakan realisasi subsidi pajak per Juli 2019 lebih dikarenakan masalah pencairan saja. Dalam outlook pemerintah, subsidi pajak pada tahun ini akan mencapai Rp11,68 triliun atau 102,2% dari pagu.

“Mayoritas akan direalisasikan pada semester II/2019,” katanya.

  • Optimalisasi AEoI

Dalam rapat paripurna DPR, Anggota Fraksi Partai Nasdem Achmad Hatari meminta pemerintah untuk mengoptimalkan implementasi automatic exchange of information (AEoI). Langkah tersebut menjadi pelaksanaan Undang-Undang (UU) No.9/2017.

Baca Juga:
Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Hal senada juga diungkapkan perwakilan Fraksi Partai Demokrat dan PAN. Mereka meminta agar AEoI benar-benar dimaksimalkan untuk menggali potensi penerimaan pajak sekaligus memperluas basis pajak.

  • Butuh Dukungan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemanfaatan akses data keuangan telah dilakukan oleh pemerintah. Namun, dia mengaku implementasi AEoI akan lebih optimal jika ada dukungan dan bantuan dari berbagai pemangku kepentingan.

“Namun juga dibutuhkan dukungan dan bantuan berbagai pemangku kepentingan, khususnya dari

Baca Juga:
Pencantuman NITKU Bakal Bersifat Mandatory saat Pembuatan Bukti Potong

Mulai 2020 dan setiap tahun setelahnya, sambung Sri Mulyani, akan dilaksanakan penilaian implementasi AEoI terhadap semua negara yang berkomitmen oleh OECD untuk memastikan implementasi berjalan efektif dan sesuai standar internasional.

  • Penerimaan Cukai Hasil Tembakau Melemah

Realisasi penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) hingga akhir Juli 2019 tercatat senilai Rp79,15 triliun atau tumbuh 22,51% (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut cenderung menurun dibandingkan posisi per akhir Mei dan Juni 2019 yang masing-masing tercatat 60,17% dan 31.59%. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pemerintah Pusat Bakal Asistensi Pemda Terbitkan Obligasi Daerah

Senin, 21 Oktober 2024 | 21:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Obligasi Daerah, Kemenko Perekonomian Kerja Sama dengan IFC

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:30 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Kejar Kepatuhan Pajak Pelaku UMKM, DJP Perluas ‘Pendampingan’ BDS

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN