KP2KP BONTOSUNGGU

Punya NPWP Ganda, WP Disarankan Hapus yang Tidak Valid dengan NIK

Redaksi DDTCNews | Rabu, 08 November 2023 | 11:30 WIB
Punya NPWP Ganda, WP Disarankan Hapus yang Tidak Valid dengan NIK

Ilustrasi.

BONTOSUNGGU, DDTCNews - Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Bontosunggu memberikan konsultasi kepada salah satu wajib pajak pada 12 Oktober 2023 terkait dengan NPWP.

Petugas KP2KP Bontosunggu Rizky Wahyu mengatakan wajib pajak bersangkutan datang ke kantor pajak untuk mendapatkan NPWP. Seusai diproses, wajib pajak ternyata memiliki 2 NPWP masing-masing berstatus valid dan tidak valid.

“Berdasarkan NIK wajib pajak, terdapat 2 NPWP yang valid dan tidak valid. Untuk NPWP yang valid merupakan NPWP yang diberikan saat pemberian kredit kepada debitur dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional,” katanya dikutip dari situs web DJP, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Rizky menyarankan wajib pajak untuk melakukan penghapusan salah satu NPWP, yaitu NPWP yang tidak valid dengan NIK. Kemudian, NPWP yang valid ternyata juga berstatus non-efektif sehingga tidak dapat digunakan untuk keperluan perbankan.

Dia menjelaskan NPWP orang pribadi dapat diaktifkan kembali. Caranya, wajib pajak melaporkan SPT Tahunan melalui e-filing pada situs web pajak.go.id.

“Untuk NPWP yang tidak valid nanti dilakukan permohonan penghapusan, lalu yang satu lagi karena non-efektif maka harus dilakukan pelaporan SPT tahunan agar dapat digunakan untuk kebutuhan perbankan,” tuturnya.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Petugas KP2KP lantas melakukan asistensi pelaporan SPT Tahunan wajib pajak, serta membantu wajib pajak untuk melengkapi permohonan penghapusan NPWP.

“Untuk permohonan penghapusan NPWP, butuh waktu paling lama 6 bulan sejak permohonan diterima. Selanjutnya, akan ada petugas yang melakukan verifikasi terkait permohonan penghapusan NPWP,” ujar Rizky.

Setelah melakukan pelaporan SPT Tahunan dan melengkapi berkas permohonan penghapusan NPWP, lanjutnya, wajib pajak untuk patuh menjalankan kewajiban perpajakan ke depannya.

“Dimohon untuk tidak lupa melakukan pelaporan SPT tahunan paling lambat akhir Maret setiap tahun dan membayar pajak apabila omzet usaha lebih dari Rp500 juta,” katanya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja