JAKARTA, DDTCNews - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (Trump effect) disinyalir menimbulkan sentimen negatif terhadap pasar keuangan global. Namun, hal ini masih bisa terbendung oleh kebijakan pajak yang tengah dijalankan oleh pemerintah Indonesia.
Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis Sampoerna University Wahyoe Soedarmono mengatakan Trump effect dan rencana kebijakan the Fed menaikkan suku bunga menyebabkan Rp16 triliun modal asing mengalir ke luar Indonesia pada pertengahan November lalu.
"Pemerintah tidak perlu khawatir. Masih ada program pengampunan pajak (tax amnesty) yang akan memulangkan dana-dana ke dalam negeri. Tidak usah takut ada pelarian modal," katanya di Jakarta, Senin (5/12).
Wahyoe mengungkapkan setidaknya ada komitmen berupa dana sekitar Rp143 triliun untuk repatriasi masuk ke Indonesia dari wajib pajak. Selain itu, aliran dana yang keluar dari India, Thailand, Korea Selatan, dan Taiwan, masih jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan Indonesia.
Menurutnya, Indonesia mampu bertahan pada gejolak perekonomian global yang diproyeksikan akan terjadi dalam waktu dekat. Dengan situasi neraca berjalan yang cukup kuat, risiko pelarian modal dari Indonesia pun dapat diminimalkan.
Wahyoe mengatakan ada dua pilhan bagi pemerintah untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan (CAD).
Pertama, meningkatkan suku bunga acuan (policy rate) dan Expenditure Switching Policy melalui strategi yang memungkinkan depresiasi nilai tukar rupiah oleh Bank Indonesia untuk mengurangi konsumsi barang-barang impor. Kedua, meningkatkan ekspor komoditas ketika harga komoditas sedang naik.
"Kita juga harus meningkatkan ekspor ketika harga komoditas dunia seperti batu bara, maupun komoditas non tambang mulai menunjukkan tren peningkatan," tutupnya. (Gfa)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.