PENERIMAAN CUKAI

Produksi Rokok Anjlok Tapi Setoran Cukai Tumbuh 21%, Ini Sebabnya

Muhamad Wildan | Selasa, 27 Juli 2021 | 14:00 WIB
Produksi Rokok Anjlok Tapi Setoran Cukai Tumbuh 21%, Ini Sebabnya

Ilustrasi. Buruh linting rokok beraktivitas di salah satu pabrik rokok di Blitar, Jawa Timur, Kamis (25/3/2021). ANTARA FOTO/Irfan Anshori/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Kendati produksi produk hasil tembakau terkontraksi, Kementerian Keuangan membukukan penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) mencapai Rp88,54 triliun sepanjang semester I/2021, naik 21% dari periode yang sama tahun lalu.

"Pertumbuhan CHT secara akumulatif sampai dengan Juni 2021 meningkat menjadi 21,44% dari sebelumnya 12,6% di periode sampai dengan Mei 2021," tulis Kementerian Keuangan pada laporan APBN KiTa edisi Juli 2021, dikutip Selasa (27/7/2021).

Secara khusus, realisasi CHT pada Juni saja mampu tumbuh sangat tinggi, yakni mencapai 90,3%. Pertumbuhan yang pesat pada Juni 2021 tersebut merupakan dampak dari relaksasi pelunasan cukai sebagaimana tertuang pada PMK 30/2020. Adapun produksi produk hasil tembakau per April 2021 sempat terkontraksi -9%.

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Tak hanya CHT, Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan cukai MMEA dan cukai juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Penerimaan cukai MMEA tumbuh double digit atau sekitar 20% dengan realisasi sebesar Rp2,7 triliun.

Pertumbuhan cukai MMEA yang signifikan terjadi disebabkan mulai dibukanya tempat wisata dan penerapan kebijakan bekerja dari destinasi pariwisata. Sebaliknya, setoran cukai etil alkohol turun 72% atau hanya tercatat sejumlah Rp128,38 miliar.

Menurut Kementerian Keuangan, rendahnya kinerja cukai etil alkohol disebabkan oleh produksi etil alkohol yang terkontraksi hingga 72% pada awal tahun serta tidak berulangnya lonjakan permintaan produk sanitasi pada tahun ini.

Tambahan informasi, realisasi penerimaan perpajakan pada semester I/2021 mencapai Rp679,99 triliun. Adapun realisasi penerimaan cukai tercatat Rp91,34 triliun atau berkontribusi sebesar 13% terhadap realisasi penerimaan perpajakan.(rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra