KEBIJAKAN FISKAL

Pertumbuhan Belanja Modal Lebih Rendah, Ini Penjelasan Kemenkeu

Redaksi DDTCNews | Kamis, 27 Juni 2019 | 18:15 WIB
Pertumbuhan Belanja Modal Lebih Rendah, Ini Penjelasan Kemenkeu

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Pertumbuhan belanja modal dalam lima tahun terakhir masih lebih rendah dari belanja barang. Menurut otoritas fiskal, kondisi tersebut berkaitan erat dengan kinerja penerimaan negara.

Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan untuk mengerek naik pertumbuhan belanja modal, penerimaan negara idealnya secara paralel ikut naik. Kapasitas fiskal, sambungnya, harus bergerak seimbang antara penerimaan dan alokasi belanja.

“Tentu menaikkan pertumbuhan belanja harus diseimbangkan dengan kemampuan fiskal kita,” katanya di ruang rapat Banggar, Kamis (27/6/2019).

Baca Juga:
Ada Kenaikan Tarif PPN, DJP Tetap Optimalkan Penerimaan Tahun Depan

Menurutnya, pengalokasian belanja modal juga tidak semudah mengalokasikan belanja lainnya dalam aspek tertib administrasi. Untuk pembangunan infrastruktur misalnya, anggaran belanja modal baru bisa direncanakan ketika lahannya sudah ada. Dengan demikian, pencairan anggaran bisa dilakukan segera.

“Dia [belanja modal] administrasinya harus selesai, perencanaannya juga matang, dan kadang-kadang dibutuhkan lebih dari setahun. Makanya, kadang-kadang harus dikontrakkan lagi. Itu tantangannya,” paparnya.

Menurutnya, alokasi belanja infrastruktur tidak selalu identik dengan pos belanja modal. Pembangunan fisik hematnya dapat dilakukan melalui pos belanja lainnya seperti dalam transfer ke daerah dan melalui dana desa.

Baca Juga:
Jasa Layanan QRIS Kena PPN 12%, Pembeli Tak Kena Beban Pajak Tambahan

“Belanja modal salah satu komponen untuk infrastruktur. Untuk pembangunan infrastruktur yang namanya juga belanja modal itu ada juga di TKDD, DAK fisik, dana desa, LMAN, dan PMN. Itu sama cuma namanya bukan belanja modal,” imbuhnya.

Data Ditjen Anggaran menunjukan sejak 2014-2019, rata-rata pertumbuhan belanja K/L per tahunnya mengalami peningkatan 8,2%. Dari angka tersebut, belanja pegawai setiap tahunnya tumbuh 9,5%, belanja barang tumbuh 14,3% dan belanja modal 4,1%. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 23 Desember 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Kenaikan Tarif PPN, DJP Tetap Optimalkan Penerimaan Tahun Depan

Senin, 23 Desember 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Layanan QRIS Kena PPN 12%, Pembeli Tak Kena Beban Pajak Tambahan

Jumat, 20 Desember 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemda Diminta Lakukan Pencadangan Dana dari APBN untuk Infrastruktur

Selasa, 17 Desember 2024 | 15:10 WIB INFOGRAFIS PAJAK

15 Jenis Insentif dalam Paket Stimulus Ekonomi 2025

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:30 WIB KOTA BATAM

Ada Pemutihan, Pemkot Berhasil Cairkan Piutang Pajak Rp30 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bagaimana Cara Peroleh Diskon 50 Persen Listrik Januari-Februari 2025?