Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Rencana pembiayaan utang, khususnya utang surat berharga negara (SBN), untuk tahun anggaran 2023 dipangkas cukup signifikan melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 75/2023.
Melalui perpres tersebut, target penerbitan SBN neto hingga akhir 2023 hanya menjadi Rp437,83 triliun, turun 38,58% dibandingkan dengan target awal senilai Rp712,93 triliun.
"Perpres ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan," bunyi Pasal II Perpres 75/2023 yang telah diundangkan pada 10 November 2023, dikutip pada Minggu (12/11/2023).
Sebagai catatan, realisasi pembiayaan SBN neto hingga saat ini memang masih jauh dari target awal. Hingga September 2023, realisasi pembiayaan SBN neto tercatat baru mencapai Rp181,4 triliun, baru 25,4% dari target awal.
Sejalan dengan penurunan pembiayaan utang, pemerintah menaikkan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL). Melalui Perpres 75/2023, penggunaan SAL ditargetkan mencapai Rp226,88 triliun, meningkat 224% dibandingkan dengan rencana awal senilai Rp70 triliun.
Dengan diturunkannya rencana penarikan SBN neto dan peningkatan penggunaan SAL, target pembiayaan anggaran APBN 2023 diturunkan dari awalnya senilai Rp598,15 triliun, kini menjadi Rp479,92 triliun.
Nominal target pembiayaan APBN 2023 dalam Perpres 75/2023 kurang lebih setara dengan outlook pembiayaan dan defisit yang tertuang dalam Laporan Semester I/APBN 2023 yang telah dirilis pada pertengahan tahun.
Merujuk pada laporan tersebut, pembiayaan dan defisit pada APBN 2023 diperkirakan mencapai Rp486,4 triliun atau kurang lebih sebesar 2,3% dari PDB. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.