KEBIJAKAN PEMERINTAH

Perincian APBN 2023 Direvisi, Target Utang SBN Dipangkas 38 Persen

Muhamad Wildan | Minggu, 12 November 2023 | 08:00 WIB
Perincian APBN 2023 Direvisi, Target Utang SBN Dipangkas 38 Persen

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Rencana pembiayaan utang, khususnya utang surat berharga negara (SBN), untuk tahun anggaran 2023 dipangkas cukup signifikan melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 75/2023.

Melalui perpres tersebut, target penerbitan SBN neto hingga akhir 2023 hanya menjadi Rp437,83 triliun, turun 38,58% dibandingkan dengan target awal senilai Rp712,93 triliun.

"Perpres ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan," bunyi Pasal II Perpres 75/2023 yang telah diundangkan pada 10 November 2023, dikutip pada Minggu (12/11/2023).

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Sebagai catatan, realisasi pembiayaan SBN neto hingga saat ini memang masih jauh dari target awal. Hingga September 2023, realisasi pembiayaan SBN neto tercatat baru mencapai Rp181,4 triliun, baru 25,4% dari target awal.

Sejalan dengan penurunan pembiayaan utang, pemerintah menaikkan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL). Melalui Perpres 75/2023, penggunaan SAL ditargetkan mencapai Rp226,88 triliun, meningkat 224% dibandingkan dengan rencana awal senilai Rp70 triliun.

Dengan diturunkannya rencana penarikan SBN neto dan peningkatan penggunaan SAL, target pembiayaan anggaran APBN 2023 diturunkan dari awalnya senilai Rp598,15 triliun, kini menjadi Rp479,92 triliun.

Baca Juga:
Kejar Pendapatan, DPR Imbau Pemerintah Optimalkan Sektor Perkebunan

Nominal target pembiayaan APBN 2023 dalam Perpres 75/2023 kurang lebih setara dengan outlook pembiayaan dan defisit yang tertuang dalam Laporan Semester I/APBN 2023 yang telah dirilis pada pertengahan tahun.

Merujuk pada laporan tersebut, pembiayaan dan defisit pada APBN 2023 diperkirakan mencapai Rp486,4 triliun atau kurang lebih sebesar 2,3% dari PDB. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja