PER-11/PJ/2021

Perdirjen Pajak Baru Soal Cap Pelunasan Selisih Kurang Bea Meterai

Nora Galuh Candra Asmarani | Selasa, 06 Juli 2021 | 18:03 WIB
Perdirjen Pajak Baru Soal Cap Pelunasan Selisih Kurang Bea Meterai

PER-11/PJ/2021. (DJP)

JAKARTA, DDTCNews – Bank penyedia cek dan/atau bilyet giro dalam kondisi tertentu kini dapat membubuhkan sendiri cap bukti pelunasan selisih kurang bea meterai pada surat setoran pajak (SSP).

Ketentuan tersebut termuat dalam Perdirjen Pajak No.PER-11/PJ/2021. Beleid yang ditetapkan pada 7 Juni 2021 ini mengubah ketentuan terdahulu, yaitu Perdirjen Pajak No.PER-01/PJ/2021. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk mempermudah proses pelunasan selisih kurang bea meterai.

“Dalam rangka memberikan kemudahan dalam proses pelunasan selisih kurang bea meterai yang terutang atas dokumen berupa cek dan bilyet giro,” demikian bunyi penggalan pertimbangan dalam beleid tersebut, dikutip pada Selasa (6/7/2021).

Baca Juga:
Ketentuan SPT Masa Bea Meterai Dilaksanakan berdasarkan PMK 81/2024

Bank penyedia cek dan/bilyet giro dapat membubuhkan sendiri cap bukti pelunasan jika pelunasan selisih kurang bea meterai dilakukan bank penyedia. Adapun bank penyedia tersebut telah mendapatkan izin pembubuhan cap bukti pelunasan selisih kurang bea meterai.

Guna mendapatkan izin pembubuhan cap bukti pelunasan, bank penyedia harus mengajukan permohonan kepada KPP tempat bank penyedia diadministrasikan. Permohonan itu dibuat dengan menggunakan contoh format pada Lampiran huruf A PER-11/PJ/2021 dan melampirkan 3 dokumen.

Pertama, daftar cek dan/atau bilyet giro yang akan dilakukan pembubuhan sendiri cap bukti pelunasan selisih kurang bea meterai. Kedua, data identitas pejabat bank penyedia yang ditunjuk untuk melaksanakan pembubuhan sendiri cap bukti pelunasan. Ketiga, SSP yang telah mendapatkan NTPN.

Baca Juga:
What are Impressed Stamps?

Selanjutnya, kepala KPP melalui kepala Seksi Pelayanan harus memastikan kebenaran SSP yang telah mendapatkan NTPN, kesesuaian nilai pembayaran, kesesuaian keterangan pada SSP dengan cek dan/atau bilyet giro, serta kesesuaian kode akun pajak dan kode jenis setoran.

Jika ketentuan tersebut telah terpenuhi, kepala KPP melalui kepala Seksi Pelayanan menerbitkan surat izin pembubuhan cap bukti pelunasan selisih kurang bea meterai. Surat izin tersebut diterbitkan maksimal 3 hari kerja sejak surat permohonan diterima lengkap.

Jika bank penyedia telah mendapatkan izin maka pejabat bank penyedia membubuhkan cap bukti pelunasan selisih kurang bea meterai pada sisi muka cek dan/atau bilyet giro. Selain itu, pejabat bank penyedia juga perlu membubuhkan tanda tangan, nama terang, dan cap bank penyedia pada sisi belakang cek dan/atau bilyet giro.

Baca Juga:
Apa Itu Meterai Percetakan?

Adapun cap bukti pelunasan selisih kurang bea meterai tersebut dibuat sesuai dengan contoh format dalam Lampiran huruf C PER-11/PJ/2021. Sebagai informasi, cek/bilyet giro merupakan dokumen yang dikenakan bea meterai.

Bea meterai atas cek/bilyet giro terutang pada pihak yang menerbitkan cek dan/atau bilyet giro. Namun, bank penyedia atau pembawa cek/bilyet giro juga dapat membayarnya. Jika terjadi kurang bayar atas pelunasan bea meterai tersebut maka selisihnya dapat dilunasi menggunakan mesin teraan meterai digital atau SSP. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 18 Desember 2024 | 13:30 WIB BEA METERAI

Simak Lagi Enam Pokok Penyederhanaan Aturan Bea Meterai, Apa Saja?

Selasa, 03 Desember 2024 | 18:45 WIB PMK 81/2024

Ketentuan SPT Masa Bea Meterai Dilaksanakan berdasarkan PMK 81/2024

Jumat, 22 November 2024 | 18:30 WIB KAMUS BEA METERAI

What are Impressed Stamps?

Jumat, 22 November 2024 | 18:30 WIB KAMUS BEA METERAI

Apa Itu Meterai Percetakan?

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra