Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Penandatanganan Prasasti Penanda Aset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Rabu (5/1/2022)
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut realisasi pendapatan negara 2021 yang mencapai Rp2.003,1 triliun merupakan pekerjaan yang sulit.
Sri Mulyani mengatakan pengumpulan pendapatan negara tidak mudah lantaran dilakukan di tengah perekonomian yang tertekan akibat pandemi Covid-19. Terlebih, ribuan pegawai Kemenkeu juga turut terkena Covid-19.
"Mungkin dikira gampang mengumpulkan Rp2.003 triliun. Itu susah banget, terlebih dalam situasi anak buah kita terkena dan ekonomi nyungsep, naik, nyungsep lagi," katanya dalam Penandatanganan Prasasti Penanda Aset SBSN, Rabu (5/1/2022).
Sri Mulyani menuturkan pandemi Covid-19 membuat upaya pengumpulan pendapatan negara lebih menantang. Tantangan tersebut terjadi pada pengumpulan pajak, kepabeanan dan cukai, termasuk pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Di sisi lain, penyebaran Covid-19 terutama varian Delta menyebabkan banyak pegawai Kemenkeu yang terkena virus tersebut. Sepanjang 2021, sekitar 16.000 pegawai terpapar Covid-19 dan sebanyak 130 meninggal dunia.
Meski demikian, pemerintah mampu mencatatkan realisasi pendapatan negara yang positif seiring dengan penanganan pandemi Covid-19 dan pulihnya ekonomi. Selain itu, lonjakan harga beberapa komoditas juga berdampak terhadap penerimaan pajak, bea, cukai, dan PNBP.
Sri Mulyani memperkirakan tantangan pandemi Covid-19 masih akan berlanjut pada tahun ini. Selain itu, ketidakpastian global juga berpotensi memengaruhi kinerja ekonomi di dalam negeri. Belum lagi, muncul varian baru Covid-19, yaitu Omicron.
"Tantangannya belum selesai karena Covid belum selesai. Sekarang ada Omicron," ujarnya.
Pemerintah mencatat realisasi pendapatan negara sepanjang 2021 mencapai Rp2.003,1 triliun atau 115% dari target Rp1.743,6 triliun. Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp2.786,8 triliun atau 101% dari target Rp2.750,0 triliun.
Dengan realisasi tersebut, defisit APBN 2021 mencapai Rp783,7 triliun atau 78% dari target senilai Rp1.006,4 triliun. Nilai realisasi defisit APBN tersebut setara dengan 4,65% terhadap PDB. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.