THAILAND

Pemerintah Didesak Terapkan Pajak Plastik

Redaksi DDTCNews | Selasa, 12 Juni 2018 | 10:40 WIB
Pemerintah Didesak Terapkan Pajak Plastik

BANGKOK, DDTCNews - Pada minggu pertama bulan Juni, seekor Paus terdampar di Thailand selatan. Ironisnya, penyebab terdamparnya mamalia laut tersebut karena isi perut yang penuh dengan muatan plastik hitam.

Kasus ini menambah panjang deretan satwa laut yang mati di pesisir Thailand karena mengkonsumsi limbah plastik. Data terakhir menyebutkan bahwa ratusan Penyu, Lumba Lumba dan Paus terdampar di pantai Thailand karena metabolisme yang terganggu akibat menelan sampah plastik manusia.

Menyikapi hal tersebut, Thon Thamrongnawasawat selaku ahli perikanan di Universitas Kasetsart menyatakan pemerintah harus meniru langkah Uni Eropa dalam menekan jumlah penggunaan plastik dengan melarang beberapa produk plastik sekali pakai.

Baca Juga:
Senator Minta Penumpang Pesawat Kelas Ekonomi Tak Dipungut Travel Tax

"Kami tidak ingin menjadi negara yang disalahkan semua orang di masa depan jika kami tidak melakukan apa-apa," katanya, Senin (4/6) dilansir New York Times.

Oleh karena itu, dalam jangka pendek sudah ada pembicaraan awal dengan pemerintah perihal penerapan pajak baru. Pungutan tersebut akan ditujukan pada penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Namun, upaya lebih keras seharusnya sudah dilakukan pemerintah dan tidak hanya berhenti pada pengenaan pajak. Anchalee Pipattanawattanakul, seorang aktivis Greenpeace di Thailand mengatakan perlunya penerapan pajak untuk perusahaan yang memproduksi kantong plastik.

Baca Juga:
Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Jadi, pajak tidak hanya dibebankan pada konsumen akhir. Melalui pemajakan pada tingkat produsen maka diharapkan memberikan efek yang lebih besar dalam menekan produksi plastik.

"Kami membutuhkan lebih banyak tekanan kepada pihak produsen," terangnya. (Gfa/Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP OP Baru Terdaftar di 2025, Lapor SPT-nya Nanti 2026 Pakai Coretax

Minggu, 02 Februari 2025 | 09:35 WIB KOTA BATAM

Begini Strategi Pemkot Optimalkan Pajak Reklame pada Tahun Ini

Minggu, 02 Februari 2025 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Siapa Saja Sih, yang Bisa Ditunjuk Jadi PIC di Coretax? Ini Jawabnya

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Diskon Tiket Pesawat Ada Lagi Saat Lebaran, Upaya Kendalikan Inflasi

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik