KABUPATEN SUBANG

Pemda Gelar Pemutihan hingga Akhir 2024, Berlaku untuk Jenis Pajak Ini

Dian Kurniati | Minggu, 13 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Pemda Gelar Pemutihan hingga Akhir 2024, Berlaku untuk Jenis Pajak Ini

Program penghapusan denda atau pemutihan pajak daerah yang diadakan Pemkab Subang.

SUBANG, DDTCNews – Pemkab Subang, Jawa Barat kembali menghadirkan stimulus penghapusan denda pajak daerah.

Bapenda menyatakan penghapusan denda berlaku untuk masa pajak Januari hingga Desember 2024. Wajib pajak pun diimbau segera memanfaatkan program tersebut.

"Ayo manfaatkan momen ini untuk lunasi pajak dengan lebih ringan!" bunyi keterangan foto yang diunggah akun Instagram @bapenda.subang, dikutip pada Minggu (13/10/2024).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Bapenda menjelaskan penghapusan denda pajak daerah diberikan berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor 900.1.13.1/2867/BAPENDA/2024 dan Keputusan Bupati Subang Nomor 900.1.13.1/KEP.470-BAPENDA/2024.

Penghapusan denda diberikan untuk beberapa jenis pajak daerah yang meliputi bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), pajak reklame pajak air tanah, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak sarang burung walet, serta pajak barang dan jasa tentu.

Pajak barang dan jasa tentu (PBJT) yang berlaku di Kabupaten Subang mencakup PBJT makanan dan minuman, PBJT tenaga listrik, PBJT jasa perhotelan, PBJT jasa parkir, serta PBJT jasa kesenian dan hiburan.

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Lebih lanjut, insentif penghapusan denda tersebut hanya diberikan kepada wajib pajak yang belum melaksanakan kewajibannya. Apabila telanjur membayar denda, wajib pajak tidak dapat mengajukan restitusi.

"Wajib pajak daerah yang telah melakukan pembayaran sanksi administratif sebelum ditetapkannya Keputusan ini, tidak dapat diajukan restitusi atau kompensasi," jelas Bapenda.

Selain itu, pemkab juga memberikan pengurangan ketetapan nilai jual objek pajak reklame (NJOPR) sebesar 15% untuk wajib pajak reklame. Dengan insentif itu, NJOPR akan dihitung menggunakan skema NOPR + (15% x NOPR) - (15% x NOPR).

Dengan berbagai insentif tersebut, pemkab berharap kepatuhan wajib pajak juga terus meningkat. Sebab, dari pajak daerah yang dikumpulkan dari wajib pajak, pemkab akan merealisasikan berbagai program pembangunan daerah. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen