WASHINGTON

Pembiayaan Penanganan Corona, IMF Serukan Penerapan Pajak Kekayaan

Redaksi DDTCNews | Rabu, 22 April 2020 | 15:22 WIB
Pembiayaan Penanganan Corona, IMF Serukan Penerapan Pajak Kekayaan

Ilustrasi IMF.

WASHINGTON DC, DDTCNews—International Monetary Fund (IMF) mendorong otoritas fiskal di masing-masing negara untuk menerapkan pajak atas kekayaan demi menambah pembiayaan negara dalam mengatasi pandemi virus Corona.

Menurut Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, usulan ini bukan hanya sekedar menyediakan sumber penerimaan baru dalam jangka pendek, tetapi juga sebagai alat untuk mengurangi ketimpangan sosial ekonomi di masyarakat.

“Saat ini terjadi ketidaksetaraan dalam mendapatkan peluang, ketimpangan antara perempuan dan laki-laki, dan tentu saja ketimpangan pendapatan dan kekayaan. Sayangnya hal ini masih terjadi di banyak negara,” katanya dikutip Rabu (22/4/2020).

Baca Juga:
Trump Janji Hentikan Pemajakan Berganda Atas Warga AS di Luar Negeri

Lembaga yang bermarkas di Washington DC menyebut pembuat kebijakan fiskal pada saat ini harus membuka opsi untuk meninjau ulang kebijakan pajak atas penghasilan, properti dan kekayaan.

Menurut Kristalina, pilihan untuk mengambil kebijakan pajak kekayaan dapat dijustifikasi sebagai upaya solidaritas dalam memperoleh dana tambahan untuk membantu pemerintah dalam memitigasi Covid-19.

Rekomendasi untuk menerapkan pajak kekayaan menandai perubahan kebijakan IMF yang selama ini mendorong pemangkasan pajak sebagai arah utama rekomendasi kebijakan fiskal untuk negara berkembang.

Baca Juga:
Minta Perusahaan Bangun Pabrik di AS, Trump Rancang Bea Masuk Tinggi

Selain itu, penerapan pajak atas kekayaan juga disebut-sebut sebagai jalan alternatif atau opsi lebih baik ketimbang melakukan pinjaman utang dalam menangani dampak-dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19.

Untuk diketahui, IMF memproyeksikan pandemi Covid-19 bisa menyebabkan krisis ekonomi yang serupa ketika Amerika Serikat (AS) mengalami Great Depression pada 1930. Apalagi, pertumbuhan ekonomi global diprediksi minus 3% dan masih berpeluang jatuh lebih dalam.

“Organisasi (IMF) merasa perlu mengusulkan langkah-langkah luar biasa untuk membantu negara dalam rangka mengurangi dampak ekonomi dari pandemi,” ujar Kristalina dilansir dari Business Insider. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN