PMK 237/2020

Pelaku Usaha dengan Kegiatan Lain Juga Bisa Dapat Fasilitas Pajak

Muhamad Wildan | Senin, 11 Januari 2021 | 14:00 WIB
Pelaku Usaha dengan Kegiatan Lain Juga Bisa Dapat Fasilitas Pajak

Ilustrasi. Pesepeda melintas di dekat tulisan Pajak Kuat Indonesia Maju di Jakarta Pusat, Sabtu (19/12/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.

JAKARTA, DDTCNews – Peluang pelaku usaha yang menanamkan modal pada kegiatan lainnya di dalam kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk mendapatkan fasilitas PPh tetap terbuka seiring dengan disahkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 237/2020.

Pada Pasal 4 ayat (4) PMK terbaru tersebut, pelaku usaha di KEK yang melakukan penanaman modal pada kegiatan lainnya yang bukan kegiatan utama KEK bisa mendapatkan insentif, yakni fasilitas PPh untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu.

Hal ini sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah (PP) No. 12/2020. "Badan usaha dan/atau pelaku usaha yang ... melakukan penanaman modal pada kegiatan lainnya dapat memperoleh fasilitas PPh," bunyi penggalan Pasal 10 ayat (1) PP No. 12/2020, dikutip Senin (11/1/2021).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Secara garis besar, fasilitas PPh yang diberikan kepada pelaku usaha dengan penanaman modal pada kegiatan lain dalam PMK 237/2020 mirip dengan fasilitas PPh pada tax allowance.

Fasilitas PPh untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu yang diberikan di KEK meliputi pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari nilai penanaman modal selama 6 tahun.

Selanjutnya, fasilitas tersebut mencakup penyusutan aktiva tetap berwujud dan amortisasi aktiva tak berwujud yang dipercepat, pengenaan PPh atas dividen hanya sebesar 10% atau lebih rendah atas dividen dividen yang dibayarkan kepada wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT), dan kompensasi kerugian hingga 10 tahun.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, pelaku usaha harus merupakan wajib pajak dalam negeri dan berstatus sebagai badan hukum Indonesia. Bila badan yang dimaksud dimiliki langsung oleh wajib pajak dalam negeri, pelaku usaha harus melampirkan surat keterangan fiskal seluruh pemegang saham yang tercatat dalam akta.

Penanaman modal yang dapat diajukan fasilitas tersebut juga hanya yang belum pernah mendapatkan fasilitas sebelumnya, baik dari fasilitas PPh di KEK pada PMK 237/2020 maupun PMK sebelumnya, seperti tax holiday, tax allowance, hingga investment allowance. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja