BERITA PAJAK HARI INI

Pasar Modal Harap Tax Amnesty Jadi Penolong

Redaksi DDTCNews | Jumat, 24 Juni 2016 | 09:30 WIB
Pasar Modal Harap Tax Amnesty Jadi Penolong

JAKARTA, DDTCNews – Berita mengenai melemahnya popularitas saham perbankan tersebar di beberapa media nasional pagi ini, Jum’at (24/6). Hal ini disebabkan adanya beberapa regulasi baru serta iklim industri yang lesu. Beberapa manajer investasi berharap dana hasil tax amnesty bisa memberi angin segar bagi pasar modal.

Selain itu, ada juga berita mengenai penantian pembahasan RUU tax amnesty yang tak kunjung rampung. Seharusnya pembahasan segera diselesaikan karena pada Selasa (27/6) mendatang RUU tax amnesty akan disahkan dalam rapat paripurna. Sebab mulai 28 Juni 2016, DPR memasuki masa libur lebaran. Lantas bagaimana kelanjutan pembahasan RUU ini? Berikut ringkasan berita selengkapnya:

  • Waktu Sudah Dekat Namun Belum Sepakat

Pembahasan RUU tax amnesty terus di kebut oleh pemerintah dan DPR. Sebab Panja tax amnesty berharap RUU ini bisa selesai sebeum pembahasan UU APBN-P yang pembahasannya batas waktunya tanggal 2 Juli. Rencananya, penerimaan dari tax amnesty akan dimasukkan dalam RAPBN-P 2016. Maka Undang-Undang Pengampunan Pajak ini sungguh dinantikan.

Baca Juga:
Apa Itu Klinik Ekspor?
  • Tiga Hal Penting Masih Jadi Ganjalan RUU Pengampunan Pajak

Ada tiga isu krusial yang hingga saat ini belum disepakati. Ketiganya adalah reformasi perpajakan yang dlaksanakan bersamaan dengan berlakunya tax amnesty, besarnya tarif tebusan yang dinilai terlalu rendah –di saat Fraksi PDI-P menginginkan tarif yang lebih tinggi-, serta kerahasiaan data dan informasi harta wajib pajak yang ikut program pengampunan pajak.

  • RAPBN-P untuk Keamanan dan Pengamanan

Tambahan belanja kementerian/lembaga (K/L) naik sebesar Rp27, 6 triliun. Dari angka itu, sebanyak Rp8,1 triliun diberikan bagi Kementerian Pertahanan. Adanya tambahan lainnya membuat postur anggaran kementerian ini naik dari Rp99,5 triliun menjadi Rp 108,7 triliun. Menurut Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani, hal ini dilakukan untuk menjaga kewibawaan negara

  • Cukai Untuk Plastik

Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi berharap pemungutan cukai terhadap produk berplastik dimulai bulan Juli mendatang. Pungutan ini harus segera dilakukan karena Indonesia masih kurang dalam penerimaan negara. Pemerintah mematok target Rp1 triliun dari cukai plastik ini. Tarif diharapkan tidak seperti cukai rokok yang besarnya 57% dari harga retail.

Baca Juga:
Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo
  • DPR Tolak Modal untuk BUMN

Dalam RAPBN-P 2016, PT Perdagangan Indonesia dan PT Pelabuhan Indonesia III direncanakan akan mendapat tambahan modal sebesar Rp1 triliun, begitu pula dengan PT Bahana Pembinaan Usaha sebesar Rp500 miliar. Namun usulan ini ditolak oleh DPR karena ketiga BUMN tersebut tengah melakukan restrukturisasi keuangan dan memiliki kemampuan mencari sumber pembiyaaan lain.

  • Besar Harapan Inggris Tetap di Uni Eropa

Sebanyak 48% dari hasil poling oleh Financial Times menunjukkan keinginan Inggris untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa. Kekhawatiran dunia terhadap hasil Referendum Inggris ini wajar adanya karena jika Inggris hengkang, maka prediksi mengatakan bakal melukai proses pertumbuhan ekonomi global serta mengguncang pasar keuangan dunia.

  • Ekspor Kopi RI Melemah

Data Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia memperlihatkan volume ekspor kopi menurun 45% pada periode Januari-Mei dari 130.000 ton pada tahun 2015 menjadi 70.000 ton di 2016. Produksi kopi tingkat nasional tahun ini memang sedang menurun 20% ketimbang tahun lalu. (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Klinik Ekspor?

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pemerintah Pusat Bakal Asistensi Pemda Terbitkan Obligasi Daerah

Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:30 WIB PERPRES 132/2024

Tak Hanya Sawit, Cakupan BPDP Kini Termasuk Komoditas Kakao dan Kelapa

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kabinetnya Gemuk, Prabowo Minta Menteri Pangkas Kegiatan Seremonial

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:00 WIB UJIAN SERTIFIKASI KONSULTAN PAJAK

Awas! Ada Sanksi Blacklist bagi Peserta USKP yang Tidak Datang Ujian

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Daftar Lengkap Menteri Keuangan dari Masa ke Masa, Apa Saja Jasanya?

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:00 WIB KABUPATEN MALUKU TENGAH

Pajak Hiburan 45%, Ini Daftar Tarif Pajak Terbaru di Maluku Tengah

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:53 WIB PROFESI KONSULTAN PAJAK

USKP Kembali Digelar Desember 2024! Khusus A Mengulang dan B-C Baru

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kabinet Gemuk Prabowo, RKAKL dan DIPA 2024-2025 Direstrukturisasasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:32 WIB SERTIFIKASI PROFESIONAL PAJAK

Profesional DDTC Bersertifikasi ADIT Transfer Pricing Bertambah

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:30 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP: Lapor SPT WP Badan Harus Pakai Akun Orang Pribadi