INGGRIS

Pajak Plastik Berlaku Per 1 April, Negara Ini Hadapi Ancaman Inflasi

Redaksi DDTCNews | Senin, 21 Maret 2022 | 17:00 WIB
Pajak Plastik Berlaku Per 1 April, Negara Ini Hadapi Ancaman Inflasi

Ilustrasi. Relawan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mengaitkan botol plastik bekas saat pembuatan instalasi gua plastik di Kelurahan Tempurejo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.
 

LONDON, DDTCNews - Pemerintah Inggris akan mengimplementasikan pajak atas produk plastik per 1 April 2022. Tetapi, kebijakan ini dinilai akan berdampak terhadap kenaikan inflasi.

Direktur Keberlanjutan Food and Drink Federation Inggris Nicki Hunt mengatakan jika pungutan pajak plastik diterapkan, bisa dipastikan terjadi kenaikan harga makanan dan minuman konsumen, sehingga berisiko memicu inflasi.

“Biaya bagi para pebisnis akan meningkat yang dapat menyebabkan harga lebih tinggi bagi konsumen. Industri kami akan lebih memilih langkah-langkah pemerintah untuk lebih mendukung dan mendorong inovasi dalam bahan kemasan yang dapat didaur ulang,” kata Hunt dilansir ft.com, Senin (21/3/2022).

Baca Juga:
PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Adapun otoritas pajak Inggris sebelumnya mengatur tarif pajak plastik kemasan sebesar £200 atau setara Rp3,7 juta per ton. Kebijakan ini berlaku bagi produsen atau importir kemasan plastik hingga 10 ton atau lebih dalam setahun.

Kemudian, jenis plastik yang dikenakan pajak yakni plastik yang mengandung kurang dari 30% plastik daur ulang. Apabila lebih dari 30% mengandung bahan plastik daur ulang maka dibebaskan dari pungutan pajak.

Hunt menilai, dengan kondisi saat ini, akan sulit bagi pengusaha untuk menyediakan plastik sesuai dengan ketentuan tersebut. Dia mengatakan kebijakan fiskal tersebut membuat pengusaha tidak punya pilihan selain membayar pajak.

Baca Juga:
Jasa Travel Agent Kena PPN Besaran Tertentu, PM Tak Dapat Dikreditkan

“Produsen makanan dan minuman ingin melakukan hal yang benar dan mendaur ulang lebih banyak kemasan, sejalan dengan target pemerintah Inggris dan lingkungan kami sendiri. Tetapi upaya dibatasi oleh pembatasan [jenis plastik] yang dapat bersentuhan dengan makanan, bahan tersebut saat ini tidak dapat didaur ulang," ujarnya.

Menurutnya, beberapa jenis makanan dalam kemasan tidak dapat menggunakan plastik daur ulang, seperti panci sup. “Itu hanya akan menciptakan tekanan inflasi dalam rantai pasokan,” ujarnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:30 WIB KOTA BATAM

Ada Pemutihan, Pemkot Berhasil Cairkan Piutang Pajak Rp30 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bagaimana Cara Peroleh Diskon 50 Persen Listrik Januari-Februari 2025?

Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan