BRUSSEL

Pajak Daging Sapi Diusulkan Lebih Besar Ketimbang Babi dan Ayam

Nora Galuh Candra Asmarani | Senin, 10 Februari 2020 | 17:15 WIB
Pajak Daging Sapi Diusulkan Lebih Besar Ketimbang Babi dan Ayam

Ilustrasi. (foto: .organizedtransitionsllc.com)

BRUSSEL, DDTCNews—Koalisi pemerhati lingkungan yang berbasis di Belanda, True Animal Protein Price Coalition (TAPP) menyerukan adanya pajak tambahan untuk daging sapi, babi dan ayam di Uni Eropa.

Untuk daging sapi, sebut TAPP, diusulkan kena pajak tambahan sebesar 45 sen per kg. Lalu, daging babi 36 sen, dan daging ayam sebesar 15 sen. Pajak daging babi dan ayam lebih rendah lantaran dampak lingkungan yang ditimbulkan terbilang kecil.

TAPP beralasan produk daging di Uni Eropa perlu dikenai pajak tambahan karena industrinya turut menyumbang emisi karbon. Untuk itu, TAPP meminta usulan itu bisa masuk dalam UU kesepakatan hijau yang saat ini tengah dirumuskan Komisi Uni Eropa.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

"Sudah tiba saatnya bagi kita untuk bertindak tegas dengan kebijakan tentang konsekuensi lingkungan dari protein hewani yang harganya selalu dijaga agar tetap rendah," kata Philip Mansbridge, Direktur Eksekutif ProVeg, Senin (3/2/2020).

Mansbridge yang juga merupakan anggota koalisi TAPP ini mengatakan pajak tambahan bisa mendorong peralihan ke industri pangan nabati, di mana saat ini dibutuhkan dalam upaya memitigasi perubahan iklim yang terjadi saat ini.

Selain itu, lanjutnya, pajak tambahan itu juga bisa menyumbang penerimaan sekitar €32,2 miliar per tahun atau setara dengan Rp479,2 triliun bagi Uni Eropa pada 2030. Untuk itu, pajak tambahan untuk daging diharapkan mulai berlaku 2022.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Dengan tambahan pendapatan tersebut, Uni Eropa bisa menurunkan tarif PPN dan subsidi atas produk sayuran dan buah-buahan, sekaligus membantu keluarga miskin dan membantu negara berkembang dalam mengatasi krisis iklim.

Mengurangi Konsumsi
Berdasarkan penelitian Universitas CE Delft di Belanda, pajak tambahan daging diklaim bisa mengurangi konsumsi daging sapi di Uni Eropa sebesar 67%, daging babi sebesar 57% dan ayam sebesar 30% pada 2030.

Seiring dengan konsumsi yang berkurang, kesehatan masyarakat Eropa juga digadang-gadang bisa lebih baik. Hal itu dikarenakan, masyarakat selama ini mengonsumsi daging dengan jumlah yang terlampau tinggi, dan memicu masalah kesehatan.

“Orang Eropa makan 50% lebih banyak daging daripada yang direkomendasikan. Jadi [pajak tambahan] ini juga bisa menghemat miliaran euro setiap tahun dari biaya kesehatan,” kata Jeroom Remmers, direktur TAPP Coalition, seperti dilansir Guardian. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN