OMAN

Otoritas Bebaskan PPN bagi Perusahaan yang Beraktivitas di KEK

Redaksi DDTCNews | Kamis, 21 Oktober 2021 | 18:35 WIB
Otoritas Bebaskan PPN bagi Perusahaan yang Beraktivitas di KEK

Ilustrasi.

MUSKAT, DDTCNews – Pemerintah Oman menerbitkan panduan mengenai tata cara pengenaan pajak pertambahan nilai di kawasan ekonomi khusus (KEK).

Panduan yang tertuang dalam Keputusan Kerajaan No. 121/2020 ini mengatur pemberian tarif PPN nol persen atas penyerahan barang atau jasa dari atau ke KEK. Adapun KEK Oman berada di Duqm. Sedangkan kawasan bebas, berada di Salalah, Sohar, dan Al Mazyunah.

"Otoritas pajak telah menerbitkan prosedur mengenai penerapan PPN dengan tarif nol persen bagi perusahaan yang beroperasi di kawasan ekonomi khusus. Ketentuan tersebut meliputi pendaftaran PPN 0% dan administrasi PPN,” dilansir dari Tax Oman pada Kamis (21/10/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Adapun cara perusahaan di kawasan ekonomi khusus Oman memperoleh fasilitas pembebasan PPN, yakni dengan mengajukan permohonan kepada otoritas pajak Oman untuk pembebasan PPN. Pengajuan permohonan tersebut dilakukan secara online melalui link https://www.taxoman.gov.om/.

Terdapat beberapa dokumen yang perlu dilampirkan dalam permohonan pembebasan PPN. Hal itu meliputi sertifikat pendaftaran komersial dan sertifikat izin operasional yang diterbitkan oleh otoritas kawasan ekonomi khusus.

Lebih lanjut, kebijakan tersebut juga mengatur mengenai administrasi PPN di kawasan ekonomi khusus. Bagi perusahaan yang tidak mengajukan pembebasan PPN, maka atas penyerahan barang/jasa dikenai pajak PPN sebesar 5%.

Selain pembebasan PPN bagi perusahaan di kawasan ekonomi khusus, Oman juga melakukan pembebasan PPN atas jasa keuangan tertentu, penjualan rumah, sewa lahan, transportasi bagi penumpang lokal, dan lain sebagainya. (rizki zakariya/sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN