PRANCIS

OECD: Strategi Pengumpulan Pajak Perlu Dikaji Ulang Usai Ekonomi Pulih

Muhamad Wildan | Kamis, 08 April 2021 | 13:32 WIB
OECD: Strategi Pengumpulan Pajak Perlu Dikaji Ulang Usai Ekonomi Pulih

Kantor Pusat OECD di Paris, Prancis (foto: oecd.org)

PARIS, DDTCNews – Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) perlu tetap memperhatikan tantangan fiskal jangka menengah sembari terus memberikan stimulus untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Dalam laporan Secretary-General Tax Report to G20 Finance Ministers and Central Bank Governors, OECD menilai pemerintah perlu mengevaluasi struktur fundamental dari kebijakan pajak dan belanja pada yurisdiksi masing-masing setelah ekonomi benar-benar pulih.

"Evaluasi tidak bisa hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Evaluasi perlu mempertimbangkan tujuan-tujuan lain dari kebijakan fiskal seperti menciptakan inklusivitas, kesehatan, dan sustainabilitas lingkungan hidup," sebut OECD, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Menurut OECD, negara-negara akan dihadapkan oleh tantangan struktural pada masa setelah pandemi di antaranya seperti perubahan iklim, meningkatnya risiko kesehatan, penuaan populasi, digitalisasi, dan meningkatnya ketimpangan.

Semua aspek tersebut dinilai bisa berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian. Contoh, penuaan populasi dan berkurangnya penduduk dengan usia produktif akan menekan basis PPh orang pribadi secara jangka panjang.

Dengan beragam tantangan tersebut, setiap yurisdiksi perlu menimbang ulang strategi pengumpulan pajaknya masing-masing demi menghasilkan belanja fiskal yang berkualitas.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

"Penerimaan pajak dapat ditingkatkan melalui kenaikan tarif dan perluasan basis. Reformasi struktural melalui peningkatan vokasi dan reformasi sistem ketenagakerjaan juga bisa berdampak tidak langsung terhadap basis pajak," tulis OECD.

Proses pemulihan postur fiskal dari setiap negara akan tergantung pada kondisi masing-masing. Setiap negara memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi, pembangunan, dan postur fiskalnya masing-masing. Tantangan struktural yang dihadapi oleh setiap negara juga berbeda.

Terlepas dari perbedaan-perbedaan tersebut, tantangan perekonomian ke depan seperti ketimpangan, digitalisasi, dan perubahan iklim perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan fiskal yang tepat. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN