KEBIJAKAN PAJAK

Meninjau Implikasi Reformasi Politik terhadap Sistem Pajak

Redaksi DDTCNews | Rabu, 20 Januari 2021 | 16:30 WIB
Meninjau Implikasi Reformasi Politik terhadap Sistem Pajak

KOMUNISME merupakan ideologi yang sempat dominan pada abad ke-20 di kawasan Eropa Timur. Ideologi tersebut menghendaki kendali penuh dari pemerintah terhadap segala kegiatan ekonomi, termasuk di antaranya sektor pajak.

Namun demikian, pada akhir abad ke-20, pemerintahan komunis di kawasan Eropa Timur berangsur redup akibat permasalahan ekonomi dan berbagai dinamika lainnya. Rezim komunisme pun akhirnya jatuh setelah runtuhnya Uni Soviet, negara pemimpin blok timur.

Pada masa inilah, transisi negara-negara Eropa Timur dari sistem ekonomi komando yang otoriter, menuju sistem yang liberal dan demokratis dimulai. Lantas, seperti apa perjalanan transisi sistem politik dan ekonomi kawasan Eropa Timur pascakomunisme?

Baca Juga:
Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Buku berjudul Tax Politics in Eastern Europe: Globalization, Regional Integration, and the Democratic Compromise menawarkan jawabannya. Secara garis besar, buku ini membahas dampak reformasi sistem politik terhadap sistem pajak di negara-negara tersebut.

Buku ini juga merupakan karya tulis pertama yang secara sistematis mengkaji variasi kebijakan pajak di negara-negara Eropa Timur usai rezim komunis lengser. Tak hanya itu, buku ini juga menyajikan analisis empiris yang mendalam terkait dengan penerapan kebijakan tersebut.

Menariknya lagi, analisis juga didukung dengan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung terhadap berbagai pemangku kepentingan yang terlibat langsung dalam proses perumusan kebijakan pajak.

Baca Juga:
DDTC Gelar Temu Kontributor Buku Gagasan Perpajakan Prabowo-Gibran

Buku yang ditulis oleh Hilary Appel ini terdiri atas tujuh bab yang membahas proses transformasi politik dan perpajakan di Eropa Timur. Pembahasan dimulai dari awal jatuhnya rezim pajak berbasis nilai komunisme hingga penerapan sistem pajak berbasis kapitalisme.

Buku terbitan University of Michigan Press ini kemudian menganalisis pengaruh berbagai faktor domestik dan internasional selama proses penerapan sistem pajak baru di negara-negara eks komunis tersebut.

Appel menjelaskan permasalahan yang kerap dialami oleh negara-negara Eropa Timur selama proses transisi adalah minimnya kemampuan birokrasi serta regulasi yang memadai dalam menerapkan sistem pajak baru di bawah sistem ekonomi yang lebih liberal.

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Selanjutnya, buku ini mengungkap reformasi pajak memiliki konsekuensi materiel yang signifikan terhadap berbagai kelompok masyarakat, terutama pada aspek kelembagaan. Konsekuensi ini terjadi lantaran alokasi sumber daya dan distribusi beban keuangan pada masa transisi masih sangat dipengaruhi oleh iklim politik masing-masing negara.

Akibatnya, kendali pemerintah atas pertumbuhan pendapatan nasional berkurang secara signifikan. Kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya angka pengangguran di beberapa negara Eropa Timur pada dekade 1990an sebagai akibat dari reformasi sistem ekonomi dan pajak yang lebih liberal tanpa didukung oleh birokrasi dan regulasi yang memadai.

Tak ketinggalan, buku ini menganalisis perubahan sistem pajak berdasarkan jenis pajaknya. Pajak penghasilan (PPh) untuk orang pribadi tetap menjadi subjek politisasi pemerintah kala itu.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Meski begitu, sebagian besar pajak lainnya seperti PPh Badan dan semua jenis pajak atas konsumsi, tidak lagi terlalu terpengaruh oleh tekanan politik dalam negeri lantaran telah terintegrasi secara bertahap dengan perekonomian global.

Secara umum, buku yang diterbitkan pada 2011 ini memberikan wawasan yang cukup menarik terkait dengan permasalahan yang kerap dialami selama proses transisi sistem pajak yang diakibatkan oleh reformasi politik.

Untuk itu, buku ini dapat dijadikan sebagai referensi khususnya bagi akademisi serta masyarakat yang ingin mengetahui korelasi antara sistem politik, ekonomi, dan pajak. Tertarik membaca buku ini? Silakan baca langsung di DDTC Library. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Senin, 21 Oktober 2024 | 15:30 WIB HUT KE-17 DDTC

DDTC Gelar Temu Kontributor Buku Gagasan Perpajakan Prabowo-Gibran

Senin, 21 Oktober 2024 | 12:30 WIB KPP PRATAMA NATAR

Kurang Kooperatif, Saldo Rekening Penunggak Pajak Dipindahbukukan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN