UKRAINA

Mengelak Pajak Rp1,1 Triliun, Rekening Perusahaan Ini Dibekukan

Muhamad Wildan | Minggu, 09 Januari 2022 | 08:30 WIB
Mengelak Pajak Rp1,1 Triliun, Rekening Perusahaan Ini Dibekukan

Ilustrasi.

KIEV, DDTCNews - Kejaksaan Ukraina melakukan pembekuan rekening milik anak perusahaan baja asal Luxemburg, ArcelorMittal SA lantaran mengelak pajak hingga UAH2,2 miliar atau setara dengan Rp1,1 triliun.

Artem Filipiev, selaku Direktur Utama ArcelorMittal Kryvyi Rih, membantah seluruh dakwaan dari pengadilan. Dia menuding tuduhan dari Kejaksaan Ukraina tersebut tidak berdasar dan didasari oleh tekanan politik semata.

"Tuduhan dan pembekuan rekening sama sekali tidak berdasar," katanya seperti dilansir Tax Notes International, dikutip pada Minggu (9/1/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Menurut Filipiev, pembekuan rekening yang dilakukan oleh Ukraina bakal membahayakan nasib 20.000 karyawan. Tanpa rekening tersebut, ArcelorMittal Kryvyi Rih terancam berhenti beroperasi dan tidak bisa memberikan upah kepada karyawan-karyawannya.

Namun, pemberitaan lokal di Ukraina mengungkap rekening yang dibekukan bukanlah rekening yang dipakai untuk membayar gaji karyawan. Sementara itu, Direktur Keuangan ArcelorMittal Kryvyi Rih Serhiy Plychko didakwa memfasilitasi pengelakan pajak tersebut.

Untuk diketahui, Plychko disebut-sebut sengaja melakukan pengelakan pajak sejak Desember 2014 hingga Maret 2019. Plychko juga dikabarkan telah memalsukan informasi pajak perusahaan terhitung sejak Mei 2017 hingga April 2019.

ArcelorMittal Kryvyi Rih merupakan anak usaha ArcelorMittal SA di Ukraina. ArcelorMittal SA termasuk perusahaan multinasional terbesar kedua di dunia dalam hal produksi baja. Pendapatan global ArcelorMittal SA pada 2020 mencapai US$53,3 miliar atau Rp763 triliun. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN