JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,21%. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode Ramadan dan lebaran pada tahun lalu.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan angka inflasi bulanan 0,21% dan inflasi tahunan 3,23% merupakan angka terendah saat puasa dibandingkan Ramadan 2016 dan 2017.
"Ini kabar yang mengembirakan. Kita harapkan inflasi tetap terkendali pada target yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 3,5% plus minus 1%," katanya, Senin (4/6).
Lebih lanjut, seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil pada laju inflasi Mei 2018. Kelompok makanan jadi dan perumahan menjadi punyumbang tertinggi dengan kontribusi masing-masing sebesar 0.05%. Kemudian disusul kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0.04% dan transportasi sebesar 0.03%.
Khusus untuk tarif transportasi termasuk angkutan udara perlu menjadi perhatian ke depannya. Menurut Suhariyanto, komponen ini akan menjadi salah satu pemicu inflasi pada Juni 2018 melihat adanya kebutuhan mudik Lebaran.
"Jadi, Juni 2018 yang perlu diantisipasi adalah pesawat dan angkutan antarkota. Mudah-mudahan kenaikannya tidak terlalu tinggi jadi tidak memberatkan konsumen," terangnya.
Adapun, faktor yang menahan laju inflasi salah satunya adalah penurunan harga beras pada Mei 2018. Penurunan harga beras ini memberikan andil deflasi sebesar 0,04%.
Selain beras, cabai rawit juga memberikan andil deflasi sebesar 0,03%. Secara keseluruhan, inflasi Mei 2018 dipicu oleh inflasi inti sebesar 0,21% dengan andil cukup besar yakni 0,12%. Sementara itu, inflasi harga bergejolak tercatat sebsar 0,19% sepanjang Mei 2018 dan andilnya sebesar 0,03%.
BPS melaporkan inflasi harga yang diatur pemerintah pada Mei 2018 mencapai 0,27% dengan andil sebesar 0,06%.(Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.