Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai daya saing Indonesia di bidang ekspor yang tidak berubah dalam 20 tahun terakhir juga dipengaruhi oleh perizinan di Kementerian Perdagangan yang masih ruwet.
Sri Mulyani mengklaim Kementerian Keuangan telah banyak memberikan insentif dari sisi fiskal untuk mendorong ekspor. Dia juga menyatakan kinerja Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) telah semakin baik untuk memuluskan proses ekspor produk Indonesia.
“Kalau monetary policy sudah direlaksasi, kami di fiskal sudah mencoba menginjeksi ekonomi melalui APBN. Namun, di perdagangan masih, ruwet, bundet. Ya stimulus fiskal yang diinjeksi jadi mampet," katanya saat menjadi pembicara dalam Raker Kementerian Perdagangan di Jakarta, Kamis (5/3/2020)
Menurut Sri Mulyani, upaya memperbaiki kinerja ekspor harus lebih dimaksimalkan di tengah risiko pelemahan ekonomi global sebagai dampak adanya wabah virus Corona. Menurutnya, pemerintah berencana menambah berbagai insentif fiskal untuk industri yang berorientasi ekspor.
Selain itu, Bank Indonesia juga telah menurunkan suku bunga acuan dan melonggarkan ketentuan giro wajib minimum. Oleh karena itu, Kemendag bisa ambil bagian dengan mempermudah proses impor bahan baku produksi sekaligus mengekspor produk jadinya.
Sri Mulyani mengaku telah memerintahkan DJBC serta Ditjen Pajak (DJP) untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pengusaha yang ingin mengekspor produknya. Dia ingin semua proses mengurus izin ekspor bisa dilakukan di satu titik agar lebih cepat dan efisien.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga bercerita pernah kesal pada DJBC yang membiarkan proses ekspor ikan asal Natuna harus mengurus perizinan di Jakarta. Namun, ternyata masalah perizinan ekspor ikan itu ada di Kementerian Perdagangan.
Mengenai kinerja DJBC di perbatasan tersebut, Sri Mulyani menantang Kementerian Perdagangan untuk melaporkan padanya jika menemukan pegawai DJBC yang nakal dan mempersulit ekspor.
"Yuk sama-sama bersaing dengan Bea Cukai untuk saling efisien dan saling melaporkan," kata Sri Mulyani. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.