TINGKAT INFLASI

Kepala BPS: Inflasi November Tak Biasa

Redaksi DDTCNews | Senin, 03 Desember 2018 | 13:26 WIB
Kepala BPS: Inflasi November Tak Biasa

JAKARTA, DDTCNews Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sebesar 0.27% pada November 2018. Angka ini mencatat pola yang berbeda dari tahun sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan perubahan pola tersebut karena data inflasi bulan November 2018 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.27%. Padahal, pola tahun-tahun sebelumnya catatan inflasi pada dua bulan terakhir selalu lebih tinggi.

"Posisi November tidak biasa, karena inflasinya lebih rendah dari Oktober," katanya di Kantor BPS, Senin (3/12/2018).

Baca Juga:
DJP Klaim Insentif Pajak 2025 Sudah Akomodir Rumah Tangga dan UMKM

Menurutnya, anomali yang terjadi tahun ini dapat dipastikan bukan karena penurunan daya beli masyarakat. Pasalnya, jika dibandingkan data November tahun 2017 yang sebesar 0.20%, angkanya menunjukkan peningkatan.

Selain itu, gerak inflasi inti juga tidak mengalami kontraksi meskipun angkanya lebih rendah dari bulan Oktober yang sebesar 0.29%. Sementara itu, komponen inti pada November tercatat sebesar 0,22%.

"Jadi kalau disebut karena pelemahan daya beli maka tidak bisa dibilang seperti itu, karena inflasi intinya juga tetap tinggi dan konsumsi masyarakat juga masih bagus," ungkapnya.

Baca Juga:
Tingkatkan Kesehatan Masyarakat, Negara Ini Kaji Pengenaan Cukai Garam

Lebih lanjut, menurut Suhariyanto menerangkan inflasi pada November yang lebih rendah dari Oktober disebabkan pengendalian harga yang dilakukan pemerintah mulai membuahkan hasil, sehingga penyumbang utama inflasi pada November praktis hanya berkaitan dengan komponen pengeluaran masyarakat untuk liburan akhir tahun.

Hal ini tercermin dari data andil inflasi menurut kelompok pengeluaran di mana komponen transportasi menjadi penyumbang utama inflasi. Komponen ini menyumbang 0,10%, kemudian baru disusul oleh komponen perumahan sebesar 0,06% dan bahan makanan sebesar 0,05%.

"Polanya berbeda tahun ini penyumbang utamanya adalah dari sisi transportasi. Sementara tahun lalu inflasi 0,20% disana penyebab utamanya adalah bahan makanan," tandasnya. (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Klaim Insentif Pajak 2025 Sudah Akomodir Rumah Tangga dan UMKM

Kamis, 19 Desember 2024 | 09:43 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Ungkap Dampak Tarif PPN 12 Persen Terhadap Inflasi ‘Tidak Besar’

Rabu, 18 Desember 2024 | 08:40 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Ada Rencana Penurunan Batas Omzet PPh Final UMKM, Ini Kata Pemerintah

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra