UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Kemiskinan Menurun, Tapi Kian Melambat

Redaksi DDTCNews | Selasa, 16 Juli 2019 | 16:38 WIB
Kemiskinan Menurun, Tapi Kian Melambat

Civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat seusai diskusi bulanan. (Foto: IESP-FEB ULM)

BANJARMASIN, DDTCNews—Tingkat kemiskinan di Indonesia memang telah menurun sejak 2009, tetapi dengan kecepatan penurunan yang kian melambat. Hal ini mengindikasikan faktor-faktor yang berpotensi mengurangi tingkat kemiskinan juga mengalami perlambatan.

Dwi Rahayu, dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lambung Mangkurat mengatakan pada 2009-2014 tingkat kemiskinan di Indonesia turun 3,19%, sedangkan pada 2014-2018 tingkat kemiskinan hanya turun 1,3%.

“Meski tingkat kemiskinan menurun, dari sisi jumlah, penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar, yaitu sekitar 25,67 juta jiwa,” ujarnya dalam diskusi bulanan Jurusan IESP, FEB Universitas Lambung Mangkurat, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (4/7/2019).

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Diskusi bertema ‘Menurunkan Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia’ tersebut dimoderasi oleh dosen IESP Sri Mualida. Diskusi, seperti dikutip dari iesp.ulm.ac.id, dihadiri oleh para mahasiswa dan dosen di lingkungan FEB Universitas Lambung Mangkurat.

Dwi Rahayu mengatakan melambatnya laju penurunan kemiskinan disebabkan antara lain oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang stagnan dan melambatnya pertumbuhan daya beli masyarakat. Perlambatan ini pula yang menjelaskan kenapa ketimpangan di Indonesia masih tinggi.

Merujuk data Credit Suisse Global Wealth Databooks, ia menjelaskan, 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3% aset. Ketimpangan tersebut didorong oleh kesenjangan akses pelayanan dasar, dan kualitas pekerja antara low skilled dengan high skilled.

Baca Juga:
Wamenkeu Thomas: Turunnya Kelas Menengah Bakal Jadi Perhatian Prabowo

Ditinjau dari sisi spasial, lima provinsi dengan tingkat kemiskinan paling tinggi berada di Indonesia bagian timur. Sedangkan provinsi yang paling banyak jumlah penduduk miskinnya adalah tiga provinsi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Dewi Rahayu menggarisbawahi kemiskinan dapat disebabkan masalah rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya derajat kesehatan, terbatasnya lapangan kerja dan kondisi keterisolasian, dan lemahnya motivasi serta kesadaran untuk lepas dari kungkungan kemiskinan. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Jumat, 27 September 2024 | 16:15 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Wamenkeu Thomas: Turunnya Kelas Menengah Bakal Jadi Perhatian Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 14:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

DJP Ungkap Sumbangan Kelas Menengah ke Penerimaan Pajak Tak Signifikan

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 15:17 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Daerah Ekonominya Tumbuh Tapi Kemiskinan Tak Turun, Kok Bisa?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN