KOTA MALANG

Kejar Penunggak Pajak, Operasi Gabungan Jadi Strategi

Redaksi DDTCNews | Rabu, 28 November 2018 | 11:50 WIB
Kejar Penunggak Pajak, Operasi Gabungan Jadi Strategi

Ilustrasi (Foto: cdn2.tstatic.net)

MALANG, DDTCNews – Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang menggelar operasi gabungan sadar pajak dalam rangka menertibkan wajib pajak yang masih belum patuh terhadap aturan.

Kepala BP2D Kota Malang Ade Herawanto mengatakan para penunggak pajak daerah umumnya sudah diberi surat peringatan terlebih dulu, bahkan hingga tiga kali. Sayangnya wajib pajak tersebut tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya.

“Operasi gabungan ini bukan hanya sekadar tindakan represif, tapi tindakan yang lebih persuasif. Kami harap wajib pajak semakin meningkatkan kepatuhan pajaknya. Kami menjalankan operasi ini di 15 titik yang menyasar pajak kamar kost, pajak reklame, serta pajak bumi dan bangunan (PBB),” ujarnya di Kota Malang, Selasa (27/11).

Baca Juga:
Ada Kenaikan NJOP, Pemda Pastikan Tidak Berlaku Massal

Operasi penertiban wajib pajak ini tidak hanya melibatkan petugas BP2D Kota Malang, tapi juga menyertakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP), Kejaksaan Negeri Malang, Denpom V/3 Brawijaya dan Polres Kota Malang.

Wajib pajak pemilik kamar kost di wilayah Jalan Simpang Borobudur, M.T. Haryono, Bendungan Sigura-Gura, Tlogomaas dan Joyo Utomo. Kemudian wajib pajak reklame di wilayah Ahmad Yani, S. Parman hingga kawasan jalan Soekarno-Hatta pun menjadi sasaran. Sedangkan sasaran PBB meliputi wilayah Mergosono, Soehat, Bantaran dan Glintung.

BP2D Kota Malang mencatat nilai tunggakan pajak dari sejumlah wajib pajak cukup bervariatif yakni mulai dari Rp20 juta hingga Rp220 kita. Namun secara keseluruhan tunggakan pajak dari ketiga sektor itu mencapai Rp1 miliar untuk tahun 2018.

Baca Juga:
Kemenkeu Terbitkan Pedoman Pemeriksaan dan Penagihan Pajak Daerah

Menanggapi tingginya ketidakpatuhan itu, BP2D Kota Malang menerapkan pemasangan sticker ‘Belum Bayar Pajak’ di tempat usaha wajib pajak agar memberi sanksi moral bagi pemilikna.

“Kami segera memasang stiker dan patok di lokasi usaha wajib pajak bersangkutan yang enggan untuk memenuhi kewajiban pajak daerahnya. Stiker dan patok hanya bisa dicabut setelah wajib pajak melunasi tunggakan pajak daerahnya ke BP2D,” pungkasnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 04 Februari 2025 | 10:30 WIB KABUPATEN SLEMAN

Ada Kenaikan NJOP, Pemda Pastikan Tidak Berlaku Massal

Senin, 03 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 7/2025

Kemenkeu Terbitkan Pedoman Pemeriksaan dan Penagihan Pajak Daerah

Senin, 03 Februari 2025 | 16:09 WIB KOTA TANJUNGPINANG

Waduh! Pemkot Dituding Bikin Agenda Fiktif Pencetakan Buku Perda Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

BERITA PILIHAN
Selasa, 04 Februari 2025 | 11:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Ketentuan Rekening dalam Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Selasa, 04 Februari 2025 | 11:00 WIB PMK 136/2024

Mengawal Pajak Minimum Global Sejak Awal

Selasa, 04 Februari 2025 | 10:30 WIB KABUPATEN SLEMAN

Ada Kenaikan NJOP, Pemda Pastikan Tidak Berlaku Massal

Selasa, 04 Februari 2025 | 10:00 WIB APBN 2025

Prabowo Instruksikan Penghematan, Kemenkeu Siap Efisiensi Anggaran

Selasa, 04 Februari 2025 | 09:10 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Airlangga Minta Ada Perlakuan Khusus Bagi PKP Consumer Goods

Senin, 03 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 7/2025

Kemenkeu Terbitkan Pedoman Pemeriksaan dan Penagihan Pajak Daerah

Senin, 03 Februari 2025 | 17:30 WIB PMK 136/2024

Ada De Minimis Exclusion, Pajak Minimum Global Bisa Jadi Nol

Senin, 03 Februari 2025 | 16:45 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Surat Keputusan Pembetulan?

Senin, 03 Februari 2025 | 16:21 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi Januari Cuma 0,76 Persen, Diskon Listrik Jadi Penyebab