JAKARTA, DDTCNews – Sejak kemarin hingga hari ini, Bank Indonesia meningkatkan volume intervensi di pasar keuangan. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang pada gilirannya berpengaruh pada perekonomian secara umum.
Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Peningkatan intensitas intervensi ini, sambungnya, dilakukan di setiap aspek dan instrumen yang dinilai mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Kita tingkatkan intensitas kita untuk melakukan intervensi. Khususnya, dalam dua hari ini, kita meningkatkan volume intervensi di pasar valas. Bahkan, sejak kemarin, dari pagi sampai sore, kita melakukan intervensi di pasar valas,” ujarnya, Jumat (31/8/2018).
Selain itu, sambung Perry, BI juga membeli surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder. Menjelang pukul 11.00 WIB hari ini, Otoritas Moneter telah membeli sekitar Rp3 triliun. Pasalnya, hampir setiap SBN yang dijual asing, BI langsung membelinya.
Di samping itu, BI juga membuka lelang swap dengan target US$400 juta. Dia berharap pada besarnya aliran dana yang cukup besar dari lelang tersebut. BI juga membuka window swap hedging. Langkah-langkah stabilisasi inilah yang akan terus dijalankan oleh BI.
Dia pun mengaku akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kendati demikian, pihaknya menegaskan perekonomian Indonesia memiliki ketahanan yang cukup kuat.
“Tentu saja kita akan terus mewaspadai apa yang terjadi di negara lain, khususnya Turki maupun Argentina. Sejauh ini, tentu saja ketahanan ekonomi kita itu cukup kuat,” imbuhnya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.