ADMINISTRASI PAJAK

Integrasi NIK-NPWP, DJP Sebut Kebijakan Pajak Bisa Lebih Tepat Sasaran

Dian Kurniati | Senin, 13 November 2023 | 15:07 WIB
Integrasi NIK-NPWP, DJP Sebut Kebijakan Pajak Bisa Lebih Tepat Sasaran

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) menilai integrasi nomor induk kependudukan (NIK) sebagai nomor pokok wajib pajak (NPWP) pada orang pribadi dapat membuat kebijakan pajak makin tepat sasaran.

Penyuluh Pajak Kanwil DJP Jateng II Surono mengatakan integrasi NIK sebagai NPWP menjadi bagian dari program pemerintah pusat menuju satu data Indonesia. Apabila DJP memiliki data yang lebih baik, optimalisasi pajak akan dilakukan terhadap kelompok wajib pajak yang memenuhi kriteria, terutama berpenghasilan besar.

"Kalau masih kecil ya berarti dia belum saatnya membayar pajak. Dengan data yang sama, harapannya [kebijakan] akan jauh lebih tepat sasaran," katanya dalam talk show di Ria FM Solo, dikutip pada Senin (13/11/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Surono mengatakan pemerintah mengintegrasikan NIK sebagai NPWP salah satunya untuk menciptakan sistem pajak yang lebih adil. Melalui integrasi ini, wajib pajak pun harus benar-benar patuh membayar pajak sesuai dengan penghasilannya.

Dia menjelaskan integrasi NIK sebagai NPWP telah diatur dalam UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Integrasi NIK sebagai NPWP rencananya bakal berlaku sepenuhnya pada 1 Januari 2024.

Menurutnya, penggunaan NIK juga berlaku untuk kementerian, lembaga, dan instansi lainnya. Harapannya, pengawasan wajib pajak di masa depan dapat lebih baik karena DJP juga melakukan pertukaran data dengan pihak ketiga.

Baca Juga:
Tempat Tinggal Berubah, Apakah Harus Pindah KPP Terdaftar?

"Ibaratnya data seluruh di Indonesia itu menggunakan NIK. Maka kita akan bisa mengambil keputusan yang tepat, misalkan batasan atau mana sih yang seharusnya dikenakan pajak, jumlahnya berapa," ujarnya.

Surono menambahkan integrasi NIK sebagai NPWP pun bakal memudahkan wajib pajak dalam mengakses layanan pada DJP. Dengan integrasi ini, diharapkan semua layanan DJP dapat diakses hanya menggunakan satu identitas, yakni NIK.

Dia pun mengimbau wajib pajak segera melakukan validasi NIK sebagai NPWP melalui DJP Online. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tempat Tinggal Berubah, Apakah Harus Pindah KPP Terdaftar?

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN