KEBIJAKAN FISKAL

Insentif Tambahan Pengguna KITE dan KB Dicabut, Begini Penjelasan DJBC

Dian Kurniati | Rabu, 22 Juni 2022 | 14:00 WIB
Insentif Tambahan Pengguna KITE dan KB Dicabut, Begini Penjelasan DJBC

Kantor Pusat Ditjen Bea Cukai (DJBC). (foto: beacukai.go.id)

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Bea Cukai (DJBC) memberikan penjelasan mengenai pencabutan pemberian insentif tambahan bagi perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat dan/atau kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) pada bulan depan.

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC Nirwala Dwi Heryanto menyebut terdapat sejumlah pertimbangan pemberian insentif tambahan dalam PMK 31/2020 tersebut dihentikan. Salah satunya ialah kinerja industri kawasan berikat dan KITE yang mulai pulih.

"Ketahanan dan pemulihan industri kawasan berikat dan KITE sejak kuartal II/2021 menunjukkan level yang sangat baik dari sisi ekspor-impor, penjualan, dan penyerapan tenaga kerja," katanya, Rabu (21/6/2022).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Nirwala menuturkan pemerintah memberikan insentif tambahan guna mendukung penerima fasilitas kawasan berikat dan KITE tetap berproduksi selama pandemi Covid-19. Dalam perkembangannya, pemanfaatan insentif tersebut mulai menurun sejak 2021.

Sepanjang Januari hingga 13 Mei 2022, realisasi insentif tambahan untuk perusahaan kawasan berikat dan KITE hanya mencapai Rp15,88 miliar.

Pada kawasan berikat, penangguhan bea masuk dan tidak dipungut PDRI atas alat kesehatan impor telah dimanfaatkan 80 perusahaan. Nilai devisa dari insentif itu mencapai Rp41,25 miliar. Sementara itu, realisasi insentif dan PDRI mencapai Rp9,31 miliar.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Kemudian, ada insentif bagi perusahaan KITE berupa tidak dipungut PPN/PPnBM atas pemasukan bahan baku lokal ke KITE. Insentif tersebut telah dimanfaatkan 983 Surat Serah Terima Barang (SSTB) oleh 6 wajib pajak dengan nilai realisasi insentif PPN sejumlah Rp3,7 miliar.

Lebih lanjut, insentif penyerahan hasil produksi ke kawasan berikat sudah dimanfaatkan 3 wajib pajak dengan 64 dokumen BC 2.4. Realisasi nilai penyerahannya mencapai Rp15,66 miliar dengan insentif bea masuk dan PPN sejumlah Rp2,87 miliar.

Meski PMK 31/2020 telah dicabut, lanjut Nirwala, perusahaan kawasan berikat dan KITE tetap dapat memanfaatkan berbagai insentif fiskal sesuai dengan peraturan existing, seperti yang diatur dalam PMK 131/2018, PMK 160/2018, PMK 162/2018, dan PMK 110/2019.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

"Terdapat alternatif atau potensi kebijakan insentif fiskal lainnya untuk mengisi kekosongan, seperti insentif IKM," ujarnya.

Tambahan informasi, pencabutan pemberian insentif tambahan untuk perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat dan KITE dalam PMK 31/2020 diatur dalam PMK 96/2022. Beleid tersebut berlaku efektif 30 hari sejak diundangkan pada 13 Juni 2022. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja