JERMAN

Insentif PPN Berakhir, Kinerja Penjualan Ritel Berbalik Merosot

Redaksi DDTCNews | Rabu, 03 Maret 2021 | 16:45 WIB
Insentif PPN Berakhir, Kinerja Penjualan Ritel Berbalik Merosot

Ilustrasi. (DDTCNews)

BERLIN, DDTCNews – Kantor Statistik Federal menyebutkan penjualan ritel Jerman merosot tajam pada awal 2021 seiring dengan dengan berakhirnya periode insentif diskon tarif pajak pertambahan nilai (PPN).

Kantor statistik mengungkapkan penjualan ritel pada Januari 2021 turun 4,7% dibandingkan dengan kinerja Desember 2020. Realisasi tersebut meleset jauh dari konsensus ekonom yang memperkirakan penjualan ritel akan tumbuh 0,7% secara bulanan pada Januari 2021.

"Penjualan ritel pada Januari 2021 tercatat turun 8,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama," sebut kantor statistik, dikutip Rabu (3/3/2021).

Baca Juga:
Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

Claus Vistesen dari lembaga riset Pantheon Macroeconomics mengungkapkan data kinerja penjualan ritel pada Januari mengejutkan banyak pihak. Menurutnya, tak menutup kemungkinan kejutan serupa akan muncul saat pemerintah merilis kinerja ekonomi pada kuartal I/2021.

Dia menyebutkan penjualan ritel Jerman telah melonjak hingga 8% secara tahunan pada semester II/2020. Hal tersebut terjadi berkat adanya insentif berupa diskon tarif PPN yang mulai berlaku pada Juli 2020 hingga akhir Desember 2020.

Pemerintah memotong tarif PPN selama 6 bulan sebagai salah satu respons kebijakan fiskal dalam penanggulangan dampak pandemi Covid-19. Barang yang terkena PPN 19% didiskon menjadi 16% dan kelompok barang yang terkena PPN 7% hanya dikenakan pajak sebesar 5%.

Baca Juga:
Trump Bakal Kenakan Bea Masuk 25% atas Impor dari Kanada dan Meksiko

"Penjualan ritel diprediksi akan turun secara kuartalan sebesar 8%-10% sampai dengan Maret 2021," ujar Vistesen.

Sementara itu, angka pengangguran naik 9.000 orang pada Februari 2021. Realisasi tersebut masih lebih baik dari prediksi konsensus sebanyak 10.000. Adapun secara agregat angka pengangguran di Jerman stabil di kisaran 6% dari total angkatan kerja.

"Pasar tenaga kerja Jerman telah terbukti tangguh dalam menghadapi dampak kebijakan lockdown," tutur Vistesen seperti dilansir sharecast.com. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI