PERPAJAKAN GLOBAL

Ini 4 Aspek Pendorong Perubahan Lanskap Pajak Global

Redaksi DDTCNews | Kamis, 11 April 2019 | 13:03 WIB
Ini 4 Aspek Pendorong Perubahan Lanskap Pajak Global

Direktur Perpajakan Internasional John Hutagaol saat memberikan paparan dalam seminar bertajuk 'Perubahan Lanskap Pajak Global dan Implikasinya di Indonesia’ yang diadakan di Kampus STIE YKPN Yogyakarta, Kamis (11/4/2019).

YOGYAKARTA, DDTCNews – Lanskap pajak global mengalami perubahan cukup cepat. Hal ini berdampak pula pada perkembangan pajak di dalam negeri.

Hal ini diungkapkan Direktur Perpajakan Internasional John Hutagaol dalam seminar bertajuk ‘Perubahan Lanskap Pajak Global dan Implikasinya di Indonesia’ yang diadakan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta, Kamis (11/4/2019).

Menurutnya, ada empat aspek yang mendorong perubahan lanskap pajak. Pertama, information, communication, & technology (ICT). Kedua, globalisasi. Ketiga, underground economy. Keempat, Pertumbuhan ekonomi global.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Dari keempat aspek tersebut, ICT menjadi faktor yang memiliki dampak paling besar. Perkembangan ICT telah mengubah berbagai proses bisnis dengan alasan efisiensi. Perkembangan ICT berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi digital yang akhir-akhir ini menyisakan permasalahan terkait perlakuan perpajakannya.

“Permasalahan itu bagaimana cara meng-capture dan membagi [bagian pajak] jika itu cross border,” katanya.

Selanjutnya, terkait dengan aspek globalisasi, perubahan lanskap pajak global didorong adanya kompetisi untuk mendapatkan aliran masuk arus investasi. Langkah ini biasa diambil dengan berlomba-lomba memangkas tarif pajak (race to the bottom). Selain itu, globalisasi juga membuka risiko double taxation.

Baca Juga:
DJP: PPN 12% Dikenakan atas Biaya Top-up e-Wallet, Bukan Uangnya

Selain itu, underground economy juga turut berdampak pada arah lanskap pajak. Underground economy ini mencakup aktivitas legal maupun ilegal, tapi tidak tercatat dalam sistem pajak. Aktivitas underground economy ini berkorelasi pada tingkat kepatuhan wajib pajak yang rendah.

Sementara untuk aspek pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) dunia, John mengatakan ada tiga wilayah yang paling berpengaruh. Ketiga wilayah ini adalah Amerika Serikat, China, Uni Eropa, dan Jepang. Perkembangan ekonomi keempat wilayah ini berpengaruh pada lanskap pajak. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Minggu, 22 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PPN

DJP: PPN 12% Dikenakan atas Biaya Top-up e-Wallet, Bukan Uangnya

Rabu, 18 Desember 2024 | 12:30 WIB KOTA SUKABUMI

Jelang Penerapan Opsen Pajak, Pemda Perkuat Digitalisasi Daerah

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra