PMK 63/2021

Ingatkan Sertel PMK 147/2017 Masih Berlaku, DJP: Tak Perlu Buru-Buru

Redaksi DDTCNews | Jumat, 20 Januari 2023 | 11:30 WIB
Ingatkan Sertel PMK 147/2017 Masih Berlaku, DJP: Tak Perlu Buru-Buru

Ilustrasi.

SEMARANG, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) kembali mengingatkan wajib pajak bahwa sertifikat elektronik (sertel) yang diterbitkan berdasarkan PMK 147/2017 serta aturan turunannya, yakni PER-04/PJ/2020, masih berlaku.

Hal ini dipertegas melalui pengumuman yang dirilis DJP, PENG-1/PJ/09/2023, yang menyatakan sertel berdasarkan PMK 147/2017 atas nama wajib pajak orang pribadi atau badan masih tetap bisa digunakan sampai dengan sertel sebagaimana yang diatur dalam PMK 63/2021 nantinya sudah tersedia.

"Wajib pajak orang pribadi yang ingin mengajukan sertel dapat diterima dan diproses DJP, sembari menunggu peraturan lebih lanjut. Untuk itu, wajib pajak tidak perlu terburu-buru dalam pembuatan sertel [berdasarkan PMK 63/2021]," ujar Anita Kurniawati selaku petugas PKP dan Sertel KPP Pratama Semarang Candisari dilansir pajak.go.id, dikutip pada Jumat (20/1/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Informasi ini disampaikan DJP kepada wajib pajak dalam siniar yang diadakan pada pekan kedua Januari 2023. Anita menjelaskan kembali seluk beluk mengenai penggunaan sertel bagi wajib pajak.

Sertel, imbuhnya, merupakan sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukan status subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik. Sertel dikeluarkan oleh (DJP) atau penyelenggara serifikat elektronik.

Anita menjelaskan sertel dapat diajukan langsung ke KPP terdaftar dengan memiliki masa aktif selama 2 tahun sejak sertel itu diterbitkan oleh DJP. Apabila masa aktifnya sudah habis, wajib pajak dapat mengajukan perpanjangan sertel.

Baca Juga:
Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Wajib pajak yang sudah menerima sertel akan memperoleh layanan perpajakan secara elektronik. Di antaranya, pembuatan faktur pajak dan permintaan nomor seri faktur pajak (bagi Pengusaha Kena Pajak/PKP), e-Bupot Unifikasi, e-Pbk, e-Objection, hingga pengajuan pengungkapan ketidakbenaran SPT.

"Wajib pajak yang belum memiliki sertel tersebut maka layanan elektronik yang memerlukan sertel tidak dapat digunakan," kata Budi.

Untuk mendapatkan sertel sesuai dengan PER-04/PJ/2020, wajib pajak perlu mengajukan permintaan secara elektronik atau tertulis ke KPP tempat wajib pajak terdaftar.

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Permintaan sertel dapat diajukan bersamaan dengan permohonan pendaftaran NPWP atau setelah wajib memperoleh NPWP.

Nantinya, ketika ketentuan sertel sebagaimana diatur dalam PMK 63/2021 resmi berlaku, wajib pajak harus mengajukan permohonan penerbitan sertel kepada penyelenggara sertifikasi elektronik yang ditunjuk, bukan kepada DJP.

Penyelenggara sertifikasi elektronik ditunjuk oleh menteri keuangan melalui penetapan keputusan menteri keuangan yang ditandatangani dirjen pajak atas nama menteri keuangan.

Baca Juga:
Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Penyelenggara sertifikasi elektronik sendiri adalah badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya yang memberikan dan mengaudit sertel.

Berdasarkan permohonan, penyelenggara sertifikasi elektronik akan menerbitkan sertel dengan masa berlaku sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh penyelenggara sertifikasi elektronik. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:30 WIB SERBA-SERBI PAJAK

Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN