PEMILU 2024

Infrastruktur Fisik dan Sosial Masih Timpang, 3 Cawapres Bilang Begini

Muhamad Wildan | Jumat, 22 Desember 2023 | 21:35 WIB
Infrastruktur Fisik dan Sosial Masih Timpang, 3 Cawapres Bilang Begini

Warga menyaksikan debat cawapres melalui televisi sambil menikmati santap malam di sebuah warung, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat cawapres dikuti cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dengan tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan. ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Debat calon wakil presiden (cawapres) yang digelar pada hari ini, Jumat (22/12/2023), turut membahas soal pembangunan infrastruktur.

Pada segmen ketiga, moderator Liviana Cherlisa mengungkapkan belanja untuk infrastruktur sosial seperti sanitasi dan air bersih masih rendah. Sebaliknya, belanja infrastruktur proyek strategis nasional (PSN) dalam 5 tahun mencapai Rp2.385 triliun.

"Pertanyaannya, bagaimana strategi paslon untuk memastikan penyediaan infrastruktur sosial tanpa membebani keuangan daerah?" kata Liviana membacakan pertanyaan yang sudah disusun panelis.

Baca Juga:
Berikut Ini Masukan Peserta Debat Pajak soal PPN 12%

Menjawab pertanyaan tersebut, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan masalah sanitasi dan air bersih memiliki keterkaitan dengan masalah stunting. Menurut Gibran, penyelesaian masalah sanitasi dan air bersih memerlukan keterlibatan banyak pihak.

"Misalnya apa yang sudah saya lakukan di Solo. Kita membangun IPAL komunal di perumahan padat penduduk. Ini penting sekali. Untuk kebutuhan air bersih, kita bekerja sama dengan kabupaten sekitar seperti Wonogiri dan Klaten untuk mendapatkan air bersih," ujar Gibran.

Masalah sanitasi dan air bersih dianggap perlu segera diselesaikan guna mendukung terciptanya generasi Indonesia Emas yang sehat dan cerdas. Oleh karena itu, masalah sanitasi, air bersih, dan stunting perlu ditangani secara paralel.

Baca Juga:
Makan Siang Gratis, Tiap Anak Cuma Dapat Jatah Rp10.000 per Hari

"Kalau kita mengintervensi masalah stunting, kita harus mengintervensi tempat tinggalnya juga. Kita tidak bisa hanya memberikan gizi tambahan kepada ibu hamil, tetapi tidak menyentuh rumah tinggalnya," ujar Gibran.

Dalam kesempatan yang sama, Gibran mengatakan saat ini pemerintah juga banyak membangun bendungan dan embung. Proyek ini perlu terus dilanjutkan dalam rangka meneruskan program pengairan nasional.

Menanggapi jawaban Gibran tersebut, cawapres nomor urut 3 Mahfud MD mengatakan Gibran belum menjawab pertanyaan yang disampaikan moderator. Menurut Mahfud, Gibran lebih banyak berbicara soal infrastruktur fisik dan belum membahas infrastruktur sosial.

Baca Juga:
DJP Sebut Aplikasi Coretax Siap Dukung Implementasi PPN 12 Persen

"Bagaimana Anda menyiapkan regulasi sekarang ini agar semua itu bisa berjalan dengan baik? Kalau infrastruktur fisik mungkin bisa saja diutak-atik APBN atau APBD. Masalahnya, kita punya problem dengan infrastruktur sosial seperti yang ditanyakan tadi," ujar Mahfud.

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam tanggapannya menyampaikan bahwa infrastruktur sosial dapat disediakan dengan melibatkan semua pihak.

"Contohnya, infrastruktur gedung sekolah yang memberikan kecerdasan bagi masa depan anak didik kita. Apa yang bisa kita lakukan? Misalnya, kita bebaskan pajak buat seluruh penyelenggara pendidikan supaya pendidikan terjangkau. Sehingga, semua bentuk pendidikan dan yang berkaitan dengan pencerdasan masyarakat, dibebaskan pajaknya," ujar Cak Imin.

Baca Juga:
PPN 12%, Setuju atau Tidak? Tulis Komentar Anda, Hadiahnya Buku DDTC

Menurut Cak Imin, pembebasan pajak untuk sektor pendidikan telah diberlakukan di Jakarta dan seyogianya diberlakukan secara nasional.

Merespons tanggapan-tanggapan tersebut, Gibran mengatakan Mahfud dan Cak Imin tampak tidak sepenuhnya memahami pemaparan yang disampaikannya.

"Saya perjelas lagi, kita punya program makan siang gratis. Banyak yang nyinyir, tetapi sekali lagi, program makan siang gratis ini adalah investasi menuju Indonesia Emas," ujar Gibran.

Baca Juga:
Temu Kontributor Buku DDTC: Gagasan Perpajakan untuk Prabowo-Gibran

Program makan siang gratis senilai Rp400 triliun yang Gibran canangkan bersama capres Prabowo Subianto adalah stimulus bagi katering dan warung di daerah.

"Bayangkan, Rp400 triliun mengucur ke daerah-daerah. Semua ibu-ibu ikut memasak makan siang untuk anak-anak kita. Itu yang saya maksud dengan infrastruktur sosial. Program makan siang gratis, investasi ke depan untuk menuju Indonesia Emas," tutup Gibran. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 03 Desember 2024 | 18:15 WIB HASIL DEBAT PAJAK 21-29 NOVEMBER 2024

Berikut Ini Masukan Peserta Debat Pajak soal PPN 12%

Sabtu, 30 November 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Makan Siang Gratis, Tiap Anak Cuma Dapat Jatah Rp10.000 per Hari

Jumat, 22 November 2024 | 17:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Sebut Aplikasi Coretax Siap Dukung Implementasi PPN 12 Persen

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra