Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews - Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith menyebut laju inflasi relatif rendah dan terkendali dalam tahun berjalan ini seiring dengan pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Arkhom mengatakan lonjakan harga berbagai komoditas global telah menyebabkan kenaikan inflasi di berbagai negara. Meski demikian, Thailand sudah memiliki rencana untuk menekan laju inflasi, salah satunya melalui kebijakan di bidang perpajakan.
"Inflasi merupakan masalah global. Inflasi setiap negara meningkat, tetapi [inflasi] kita ini tak setinggi dibandingkan dengan negara lain," katanya, dikutip pada Rabu (25/5/2022).
Arkhom menuturkan pemerintah telah melakukan sejumlah strategi untuk meredam dampak kenaikan harga komoditas terhadap biaya hidup dan konsumsi masyarakat.
Tingkat inflasi Thailand berada pada level 4,65%, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya 5,73%. Penurunan laju inflasi tersebut terbantu oleh langkah-langkah yang diambil pemerintah, termasuk pengendalian harga dan pemotongan pajak bahan bakar solar.
Sejak Februari lalu, pemerintah memberikan insentif pemotongan pajak atas solar. Pada 3 bulan pertama, pemotongan pajak diberikan senilai 3 baht atau sekitar Rp1.270 per liter sehingga harga solar tetap terjaga di bawah 30 baht atau Rp12.700 per liter.
Pekan lalu, pemerintah mengumumkan untuk memperpanjang insentif pajak itu selama 2 bulan. Kali ini, besaran potongan pajaknya mencapai 5 baht atau Rp2.117 per liter sehingga dampaknya lebih dirasakan masyarakat.
Pemerintah juga memutuskan untuk menunda pemungutan pajak atas transaksi saham oleh investor individu. Pemerintah sebelumnya ingin mengenakan pajak 0,1% atas perdagangan ekuitas oleh entitas dengan volume perdagangan bulanan lebih dari 1 juta baht.
"Pajak yang direncanakan pada perdagangan saham tidak akan diperkenalkan sampai dengan ekonomi stabil," ujar Arkhom seperti dilansir channelnewsasia.com.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha sebelumnya menyatakan pemerintah akan berupaya menjaga tingkat inflasi terjaga di bawah 5% tahun ini. Di sisi lain, perekonomian diharapkan terus menguat seiring dengan mulai pulihnya kegiatan pariwisata. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.